ESDM: Investasi Energi Terbarukan Capai USD 804 Juta hingga September

26 Oktober 2018 17:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paparan pencapaian kinerja sektor Ditjen EBTKE Kementerian ESDM di Gedung EBTKE, Jakarta, Jumat (26/10/2018). (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Paparan pencapaian kinerja sektor Ditjen EBTKE Kementerian ESDM di Gedung EBTKE, Jakarta, Jumat (26/10/2018). (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Realisasi investasi di sektor energi terbarukan (EBTKE) baru mencapai 40 persen atau sekitar USD 804 juta dari target yang ditetapkan pemerintah USD 2,01 miliar per September 2018.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan porsi realisasi investasi terbanyak berasal dari energi panas bumi, disusul aneka EBT lainnya, dan bioenergi. Rida mengakui investasi di sektor EBTKE melambat. Ini terjadi karena ada beberapa proyek pengeboran yang tertunda.
“Di beberapa lokasi, seperti Star Energy, ada huga proyek Pertamina ada penundaan pengeboran. Itu kan jadi komponen investasi. Itu yang buat realisasi investasi agak melambat,” kata dia dalam paparan kinerja EBTKE di Gedung EBTKE, Jakarta, Jumat (25/10).
Kebanyakan pengeboran yang tertunda ini terjadi di energi panas bumi. Tapi, dia optimistis hingga akhir tahun proyek-proyek ini tetap on track. Untuk investasi PLTP, hingga akhir tahun ditarget tercapai USD 1,2 miliar sebab masih banyak investor yang antre.
ADVERTISEMENT
“Pertamina misalnya rencananya pengeboran batas reservoarnya untuk pertahankan produksi ruang. Mereka bor. Tapi pada saat yang sama mereka hold cleaning dan bisa pemboran baru. Bukan karena ada apa-apa. Kalau yang di Star Energy ada pertimbangan lain kenapa nunda jadwal pemboran bergeser bulanan. Mudah-mudah akhir tahun capai target,” lanjutnya.
PLTP Pertamina di Ulubelu, Lampung (Foto: Dok. Pertamina)
zoom-in-whitePerbesar
PLTP Pertamina di Ulubelu, Lampung (Foto: Dok. Pertamina)
Tertundanya beberapa proyek PLTP ini justru membuat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) bertambah. Hingga September 2018, PNBP dari panas bumi mencapai Rp 1,14 triliun. Angka ini, sebut Rida, sudah melebih dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 700 miliar.
Komposisi setoran Panas Bumi sendiri terdiri atas Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) eksisting sebanyak 97,6 persen atau Rp 1,17 miliar dan WKP (IPB) sebanyak 2,4 persen sebesar Rp 27 miliar.
ADVERTISEMENT
Revenue source-nya dari iuran tetap eksplorasi, iuran tetap eksploitasi, dan iuran produksi panas bumi. Jadi bukan sombong, tapi sudah melebih target 163 persen,” kata dia.
Tahun lalu, setoran PNBP dari panas bumi sebesar Rp 933 miliar terdiri dari WKP eksisting Rp 909 miliar dan WKP IPB Rp 24 miliar.
“Tingginya capaian ini disebabkan adanya pengeboran sumur PLTP Windu ini kan masih rezim lama. Jadi ada bagian pemerintah 34 persen yang disetorkan. Kalau kita tidak melakukan investasi, setoran bagian pemerintah jadi lebih banyak,” katanya.