ESDM: Kebun di Jatim Bakal Pakai Teknologi Brasil untuk Pertamax Green 92

1 September 2023 15:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjawab pertanyaan wartawan di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (14/7/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjawab pertanyaan wartawan di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (14/7/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan, pabrik tebu penghasil bioetanol yang berada di kawasan Jawa Timur, akan menggunakan teknologi dari Brasil. Hal ini dilakukan agar mempercepat industrialisasi bioetanol di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Di mana, produk bioetanol merupakan salah satu produk turunan yang dihasilkan dari industri gula berbasis bahan baku tebu.
Saat ini Indonesia masih mengimpor etanol. Padahal pemerintah sudah menetapkan standar mutu atau spesifikasi campuran BBM dengan bioetanol 5 persen (E5) yang diluncurkan oleh PT Pertamina (Persero), Pertamax Green 95.
Terbaru, Pertamina berencana merilis Pertamax Green 92 di tahun depan, sebagai pengganti dari Pertalite.
"Kan sekarang nih yang kebun-kebun tebu di Jawa Timur kan mau diupayakan nih dengan teknologi yang dari Brasil, untuk bisa produksi itu (bioetanol),” kata Arifin saat ditemui di kantornya, Jumat (1/9).
Kebun tebu penghasil bioetanol yang dimaksud adalah kebun yang berada di Mojokerto, Jawa Timur. Di kawasan itu juga ada pabrik bioetanol milik PT Energi Agro Nusantara (Enero) yang diresmikan oleh Presiden Jokowi, 4 November 2022 lalu.
Presiden Jokowi kunjungan kerja ke Pabrik Bioetanol PT. Enero PTPN X Jalan Raya Gempolkerep, Kecamatan Gedeg, Mojokerto, Jawa Timur pada Jumat (4/11/2022). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Menurut Arifin, jika uji coba ini berhasil, maka pengembangan produksi Bioetanol akan dilakukan di perkebunan tebu di Papua menggunakan teknologi yang sama.
ADVERTISEMENT
"Kalau itu bisa, nanti itu rencana kita liat potensi pengembangannya di Papua. Karena dulu bibit tebu asalnya dari Papua, pindah ke Portugis baru ke Brasil. Nah sekarang balikin lagi ke habitatnya," ungkap Arifin.
Dengan teknologi Brasil ini, energi yang dihasilkan dari 1 ton tebu setara dengan 1,2 barel crude oil. Pemerintah menilai, potensi hilirisasi bioetanol berbasis tebu membuka peluang menciptakan ketahanan energi melalui pengurangan kebergantungan impor bahan bakar minyak nasional, sekaligus menciptakan bauran energi baru terbarukan yang ramah lingkungan.