ESDM: Kuota Solar Subsidi Habis karena Ada Konsumsi Tak Wajar

26 November 2019 15:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengisi BBM jenis Solar di SPBU. Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/ kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengisi BBM jenis Solar di SPBU. Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/ kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belum akhir tahun, kuota BBM Solar bersubsidi sudah jebol. Dari kuota yang dipatok dalam APBN 2019 sebanyak 14,5 juta kiloliter (KL), ternyata telah habis bulan ini.
ADVERTISEMENT
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mencium adanya konsumsi yang tak wajar dari masyarakat. Misalnya, ada satu mobil yang menyedot 700 liter Solar subsidi.
"Misalnya ada satu mobil terekam mengkonsumsi 700 liter. Ada yang 250 liter, ini yang mau kita tertibkan," kata dia di Hotel Raffles, Jakarta, Selasa (26/11).
Djoko mengatakan pada konsumen yang tak wajar ini, pihaknya bakal melakukan penindakan. Kalau terbukti, bakal dibawa ke ranah hukum.
Petugas SPBU mengisi bio solar ke kendaraan di SPBU Coco, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Selasa (22/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
"Gunakan hukumlah. Kan enggak wajar. Kita sudah ada rekapnya," lanjutnya.
Meski begitu, pemerintah tetap memenuhi kebutuhan BBM Solar bersubsidi bagi masyarkat hingga akhir tahun. Tambahan akhir tahun, kata dia, merujuk pada konsumsi per November yang diperkirakan sekitar 1,3 sampai 1,5 juta KL.
ADVERTISEMENT
Djoko mengatakan dari kuota yang dipatok 14,5 juta KL, per Oktober 2019 konsumsinya mencapai 13 juta KL atau tiap bulannya mencapai 1 juta KL. Adapun sisanya, 1,5 juta KL diperkirakan bakal terserap habis pada bulan ini.
Sejumlah truk diparkir saat menunggu pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar yang habis. Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Selain menambah kuota BBM Solar subsidi, untuk mengakali konsumsi yang jebol ini, Djoko mengatakan bakal dibantu oleh produksi Biodiesel 30 persen atau B30 yang sudah siap dipenuhi Pertamina. Tambahan dari B30 sebanyak 200 KL menurut Djoko cukup untuk penuhi kebutuhan masyarakat.
"Kan Desember kita sudah ada B30. Ada tambahan, suplainya enggak masalah. Kalau melebihi kuota, kita akan melakukan pengawasan," kata Djoko.