Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
ESDM: Pemerintah Bakal Tambah Target Penurunan Emisi Jadi 31 Persen di 2030
11 Agustus 2022 15:43 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal ini seiring dengan perhelatan Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2022, atau lebih sering disebut sebagai COP27, yang akan digelar di Mesir mulai 6 November 2022.
Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengatakan keputusan tersebut dibahas dalam rapat tingkat menteri di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Kemarin rapat tingkat menteri di KLHK persiapan COP27, kita akan meningkatkan target emisi kita yang berdasarkan upaya sendiri, angkanya 29 persen sekarang, naik kira-kira menjadi di angka 31 persen," ungkapnya di FGD Indopos, Kamis (11/8).
Adapun dalam target Nationally Determined Contribution (NDC), Indonesia akan mengurangi emisi 29 persen atau 834 juta ton CO2 ekuivalen dengan usaha sendiri atau 41 persen dengan bantuan internasional di tahun 2030.
ADVERTISEMENT
Dadan mengatakan pengurangan emisi tersebut termasuk di sektor energi. Sehingga, transisi energi dari berbasis fosil menjadi energi baru terbarukan (EBT) sudah merupakan keharusan sesuai tuntutan masyarakat dunia.
"Sekarang masih ada fosil, batu bara, minyak bumi, gas alam, itu digunakan untuk mengantarkan supaya ini mencapai ke sana (karbon netral), tapi angkanya di tahun 2060 kalau bisa lebih cepat dengan bantuan internasional," jelasnya.
Dengan begitu, dia memastikan energi fosil masih dibutuhkan walaupun Indonesia sudah berupaya menggencarkan transisi energi. Bahkan, produksinya harus semakin ditingkatkan, tidak hanya untuk energi, melainkan untuk sektor lain.
"Gas misalnya untuk petrochemical industry, banyak material yang berasal dari sana, sehingga nanti pelan-pelan kita dorong supaya produksi migas ini tetap naik mudah-mudahan, tapi pemanfaatannya bergeser dari energi menjadi bahan baku untuk material," imbuh Dadan.
ADVERTISEMENT
Desakan transisi energi ini juga didukung oleh kapasitas EBT Indonesia yang sangat besar, beragam, dan tersebar di seluruh penjuru negeri. Dadan berpendapat, tidak ada alasan lain bagi Indonesia untuk menunda agenda tersebut.
"Kalau kita bicara EBT, kita punya 3000 gigawatt (GW), keperluan kita hanya 780 GW di tahun 2060, kan tidak ada alasan kita tidak mengembangkan ini," tegas Dadan.