Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ESDM: Produksi B40 Sudah Bisa Dilakukan, Target 15,62 Juta KL di 2025
17 Desember 2024 20:12 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Produksi B40 itu sudah bisa langsung hari ini juga diproduksi. Minggu ini mereka (pabrik) sudah produksi spek untuk B40,” ungkap Direktur Jenderal (Dirjen) Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani di Hotel Mulia, Jakarta Selatan pada Selasa (17/12).
Eniya juga memaparkan target volume total untuk produksi B40 untuk tahun 2025 adalah 15,616 juta kiloliiter (KL).
“Nah spek untuk B40 ini nanti di deliver per 1 Januari sekarang sudah mulai produksi nah lalu targetnya 15,616 juta kiloliter 15,62 (juta KL) lah 2025,” papar Eniya kepada wartawan.
Sedangkan untuk Bioetanol, saat ini produksi etanol adalah 400 ribu KL. Namun jumlah tersebut bukanlah spek untuk bahan bakar (Fuel Grade) melainkan spek untuk konsumsi (Food Grade)
ADVERTISEMENT
“Kalau mau bicara tentang Fuel Grade, jadi gini bioetanol, bioetanol itu seingat saya ada sekitar 400 ribu kiloliter yang diproduksi oleh 13 perusahaan. Tetapi yang diproduksi 400 ribu itu adalah food grade,” ungkap Eniya.
Sedangkan untuk produksi dengan spek Fuel Grade, Eniya menambahkan saat ini kapasitas produksinya hanya 40 ribu KL yang diproduksi oleh 2 perusahaan.
“Food grade itu sekitar kalau di makanan kan etanol bikin mabuk. Jadi kan gak banyak-banyak. Nah tetapi kalau fuel grade itu berarti dia menaikkan persentasenya ya 99 persen ke atas ya, nah itu hanya bisa di deliver oleh 2 perusahaan dan kapasitasnya hanya 40 ribu kiloliter,” tambahnya.
Dengan begitu, Kementerian ESDM juga mendorong agar industri bioetanol bisa berjalan. Untuk mendukung hal tersebut, Eniya juga menuturkan saat ini sudah ada produsen yang bisa memproduksi bioetanol dari jagung dan sorgum.
ADVERTISEMENT
“Pak Menteri itu mendorong industri bioetanol, mendorong bioavtur. Tetapi feedstock-nya, bahan bakunya. Nah bahan bakunya waktu itu sudah ada industri yang ke kami dari Gorontalo kalau enggak salah bilangnya bahwa sudah bisa memproduksi dari jagung atau sorgum kalau enggak salah ada dua sumber yang diproduksi,” pungkasnya.