Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Faisal Basri Sebut Family Office Rentan Dipakai Pencucian Uang
4 Juli 2024 16:21 WIB
·
waktu baca 2 menit![Ekonom Faisal Basri dalam program Diptalk kumparan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hkcjw1h3tth9hq365zxwwq3y.jpg)
ADVERTISEMENT
Ekonom senior Indef Faisal Basri , membantah pernyataan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bahwa pengelolaan dana berbasis keluarga atau family office harus terhindar dari pencucian uang.
ADVERTISEMENT
Family office atau kantor keluarga merupakan perusahaan/badan swasta yang bertugas untuk mengatur manajemen investasi dan menangani kekayaan satu keluarga atau individu kaya.
Faisal membandingkan regulasi family office yang telah lama diterapkan di Singapura untuk menarik investasi keluarga kaya. Faktanya, family office di Singapura justru terlibat kasus pencucian uang triliunan rupiah.
“Ada, ada. Gampang dideteksi kok (pencucian uang). Di Singapura kan itu masalahnya cukup banyak family business office itu menjadikan Singapura pencucian uang. Jadi mereka sekarang lebih ketat,” ujar Faisal usai diskusi publik Indef di Tjikini Lima Jakarta, Kamis (4/7).
Faisal mempertanyakan sumber pendapatan negara dari pembentukan family office, mengingat konsepnya memberikan keringanan pajak bagi orang kaya. Selain itu, family office juga tidak berkontribusi dalam cadangan devisa negara.
ADVERTISEMENT
“Mereka enggak bangun pabrik, mereka ke sini. Jadi, dana-dananya saja bisa buat cuci uang, tambahin pekerjaan aja. Kembali, tujuannya apa? Kalau kita tahu tujuannya apa, kita bisa ukur mencapai apa tidak,” tuturnya.
Ia tak melihat tujuan konkret pemerintah dalam membangun family office. Masalah dalam negeri sebaiknya diidentifikasi terlebih dahulu, agar Indonesia bisa memprioritaskan investasi yang berkualitas serta meningkatkan devisa.
“Orang kaya di Indonesia naruhnya di luar, orang kaya di luar naruhnya di Indonesia. Absurd. Kembali identifikasi masalah kita apa. Kita ingin investasi yang berkualitas, menyerap lapangan kerja banyak. Kemudian alih teknologi. Apa lagi? Meningkatkan devisa,” jelas Faisal.
Sebelumnya Luhut menegaskan family office atau pengelolaan dana berbasis keluarga yang akan dibangun di Indonesia harus terhindar dari pencucian uang. Program ini rencananya dibuka di Bali.
ADVERTISEMENT
“Kita harus hindari pencucian uang,” kata Luhut dalam video di akun Instagramnya, @luhut.pandjaitan, dikutip Selasa (8/7).
Luhut menjelaskan keluarga kaya di dunia boleh memarkirkan dananya di Indonesia. Dana tersebut tidak akan dikenakan pajak bila disimpan di Indonesia. Namun, pemilik dana harus mau memutar uangnya di Indonesia dengan melakukan investasi di berbagai proyek strategis.