news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Faisal Basri Sebut Puluhan Ribu TKA China Masuk RI Selama COVID-19

12 Oktober 2021 17:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puluhan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China meninggalkan pesawat seusai mendarat di Bandar Udara Cut Nyak Dhien Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Jumat (11/9/2020). Foto: SYIFA YULINNAS/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Puluhan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China meninggalkan pesawat seusai mendarat di Bandar Udara Cut Nyak Dhien Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Jumat (11/9/2020). Foto: SYIFA YULINNAS/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Ekonom Senior Faisal Basri mengungkap banyaknya tenaga kerja asing dari China yang masuk ke Indonesia selama masa pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Para TKA ini, kata dia, banyak masuk melalui bandara Sam Ratulangi, Sulawesi Utara. Mereka kemungkinan memang menghindari Bandara Soekarno-Hatta.
"Tenaga kerja China, ini kata pak Luhut 45 TKA China sebelum dilarang karena corona. Jadi setelah corona enggak ada yang masuk dong. Kemudian masuk. Bikin penjelasan lagi. Ada aja kilahnya," ujar Faisal Basri dalam diskusi virtual CORE Indonesia, Selasa (12/10).
Dalam data yang ditampilkan, periode Januari 2020 hingga Agustus 2021 ada 33.834 warga China yang diyakini sebagai TKA masuk melalui Sam Ratulangi. Kemudian bila menghitung dari Maret 2020 hingga Agustus 2021 ada 20.389 orang. Sementara dari Juni 2020 hingga Agustus 2021 ada 19.830 orang.
"Ke Sam Ratulangi 2.485 karena kalau ke Soekarno-Hatta diteriaki banyak wartawan. Tapi ketahuan juga, tapi ketahuan cuma 1 orang, 34 orang. Sam Ratulangi mereka lebih santai. Jadi mereka bukan turis mereka adalah pekerja, 100 persen," tegasnya.
ADVERTISEMENT
"Sebagian besar mereka enggak pake visa pekerja, enggak bayar iuran yang 100 dolar dan lainnya," tambahnya.
Menurutnya saat ini China bisa jadi memang tengah menanam pekerjanya di berbagai negara. Sebab tingkat pengangguran di China mulai tinggi.
"Bisa jadi ada misi dari negaranya menyerap sebanyak-banyaknya tenaga China untuk ditempatkan di luar negeri karena di China penganggurannya mulai tinggi," ungkapnya.