Fakta-fakta Badai PHK Google hingga Deloitte

24 April 2023 10:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Google LLC terlihat di kantor Google di bagian Chelsea di New York City, AS, 20 Januari 2023. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Logo Google LLC terlihat di kantor Google di bagian Chelsea di New York City, AS, 20 Januari 2023. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
ADVERTISEMENT
Ketidakpastian ekonomi di tengah ancaman resesi menyebabkan perusahaan-perusahaan ternama Amerika Serikat (AS) harus mengambil langkah penyelamatan, salah satunya dengan melepas ribuan karyawannya atau melakukan PHK.
ADVERTISEMENT
Kali ini, badai PHK melanda perusahaan-perusahaan besar seperti Alphabet, perusahaan induk Google, dan perusahaan akuntansi terbesar di dunia, Deloitte.
Berikut fakta-fakta yang dikumpulkan kumparan terkait PHK yang dilakukan Alphabet dan Deloitte:
Deloitte Melepas 1.200 Karyawan, Sementara Alphabet Melepas 12.000 Karyawan
Salah satu perusahaan akuntansi terbesar di dunia, Deloitte, akan melakukan putus hubungan kerja (PHK) pada sekitar 1.200 karyawan atau 1,5 persen dari total tenaga kerjanya di Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Sabtu (22/4), pemangkasan karyawan kantor akuntan itu dipengaruhi oleh penurunan aktivitas merger. Selain Deloitte, jasa audit besar lainnya, Ernst & Young, juga mengumumkan telah memangkas 5 persen tenaga kerjanya di AS pada pekan ini.
"Bisnis AS kami terus mengalami permintaan klien yang kuat. Karena pertumbuhan dalam praktik tertentu moderat, kami mengambil tindakan personel yang sederhana jika diperlukan," kata Deloitte
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Alphabet mengumumkan rencana untuk memangkas 12.000 pekerjaan di seluruh dunia pada Januari lalu. Jumlah pekerja yang kena PHK setara dengan 6 persen dari total tenaga kerja globalnya.
Awal bulan ini, ratusan karyawan juga Google melakukan pemogokan di kantor perusahaan di London menyusul perselisihan tentang PHK. Pada Maret lalu, mereka juga melakukan pemogokan di kantor perusahaan di Zurich setelah lebih dari 200 pekerja diberhentikan.
Ilustrasi Deloitte. Foto: Shutterstock
CEO Alphabet Menerima Kompensasi Dengan Nilai Fantastis Rp 3,3 Triliun
CEO Alphabet Inc, Sundar Pichai, menerima total kompensasi sekitar USD 226 juta, atau setara Rp 3,3 triliun (kurs Rp 14.927 per dolar) pada tahun lalu. Kompensasi ini termasuk pemberian saham sekitar USD 218 juta.
Dikutip dari Reuters (22/4), berdasarkan data yang dipaparkan manajemen, nilai ini setara lebih dar 800 kali gaji rata-rata karyawan. Kesenjangan ini terjadi saat Alphabet, perusahaan induk Google, telah memangkas jumlah pekerjaan secara global.
ADVERTISEMENT
Alphabet Mengakui Ekspansi Terlalu Agresif Ketika Pandemi
Sebelumnya, Sundar Pinchai, pernah buka-bukaan mengenai alasan perusahaan melakukan PHK massal. Kata dia, selama pandemi, Google berekspansi terlalu cepat dan bisnis yang mereka kembangkan berbeda dengan bisnis yang sedang mereka hadapi sekarang.
"Selama dua tahun terakhir kami telah melihat periode pertumbuhan yang dramatis," tulis Pichai. Untuk mencocokkan dan mendorong pertumbuhan itu, kami merekrut (pekerja) dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global saat ini,” katanya Januari 2023.
Google mengatakan akan memenuhi kewajiban sebagai perusahaan, seperti membayar penuh selama periode pemberitahuan (60 hari), pesangon dibayar minimum 16 kali gaji, mengganti bonus dan liburan yang tersisa, hingga 6 bulan tanggungan kesehatan.