Fakta-fakta Bank Artos yang Diakuisisi Investor Gojek

15 Oktober 2019 8:09 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Public Expose PT Bank Artos Indonesia Tbk di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/10/2019). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Public Expose PT Bank Artos Indonesia Tbk di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/10/2019). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Kepemilikan 51 persen saham perusahaan yang baru saja diakuisisi oleh bankir senior Jerry Ng dan pengusaha Patrick Walujo, membuat PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) disebut-sebut akan menjadi Gojek Bank atau GoBank.
ADVERTISEMENT
Patrick merupakan salah satu pendiri perusahaan investasi Northstar Group. Northstar merupakan investor pertama Gojek, hingga kini platform layanan digital aneka jasa itu tumbuh menjadi besar.
Lalu bagaimana fakta sebenarnya dari proses akuisisi tersebut?
Dirut Bank Artos bantah soal Gojek Bank
Direktur Utama Bank Artos, Deddy Triyana, mengatakan manajemen tidak membenarkan kabar tentang Gojek Bank. Menurut dia, hal itu belum dalam pembicaraan.
"Tidak, dengan tegas saya katakan tidak. Sampai saat ini, kami belum pernah melakukan pembicaraan dengan sisi perseroan belum ada pembicaraan," ujar Deddy dalam paparan publik di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/10).
Kendati demikian, pihaknya tidak menyangkal jika ada kemungkinan melonjaknya harga saham ARTO akibat rumor yang beredar tersebut. Bahkan, sempat disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga 4 kali sampai Senin (14/10).
ADVERTISEMENT
Saham berkode ARTO itu saat dihentikan perdagangannya saat di posisi Rp 2.630. Angka itu melonjak tinggi, dibandingkan harga rata-ratanya pada setahun terakhir, di kisaran Rp 100-Rp 200 per saham.
Terlepas dari rumor itu, manajemen Bank Artos menuturkan transformasi bank digital memang jadi strategi bisnis yang sedang dibidik. Pasalnya, bank digital dinilai memiliki prospek yang menggiurkan baik dari segmen pasar ataupun keuntungan.
Bank Artos akan perkuat layanan digital
Setelah mendapatkan suntikan dana dari Patrick Walujo, Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) akan terus meningkatkan layanannya. Patrick masuk ke ARTO bersama Jerry Ng. Mereka berdua mengakuisisi 51 persen saham bank BUKU I itu.
Bank Artos saat ini tengah membidik dana dari rights issue senilai Rp 1,5 triliun. Jumlah lembar saham baru yang direncanakan pada Penawaran Umum Terbatas (PUT) I ialah sebanyak 15 miliar.
ADVERTISEMENT
Deddy menjelaskan pelaksanaan rights issue itu ditargetkan di awal 2020. Perkiraan harga exercise tersebut sama dengan nilai nominal saham baru yaitu Rp 100.
"Kemungkinan awal tahun depan. Targetnya sekitar Rp 1,5 triliun," ujar Deddy di paparan publik Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/10).
Deddy mengungkapkan, dana dari right issues nantinya akan digunakan sebagai pengembangan bisnis. Salah satunya, terkait digital banking yang tengah digencarkan.
Menurut dia, segmen itu saat ini marketnya paling besar di Indonesia. Baik dari sisi usia maupun income dan lain-lain. Hal ini menjadi daya tarik bagi Bank Artos menggarap pasar tersebut.
Ilustrasi Bank Artos. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Kinerja Bank Artos
Bank Artos mencatatkan total aset senilai Rp 694,1 miliar per semester I 2019. Jumlah itu naik 4,43 persen dibandingkan 31 Desember 2018.
ADVERTISEMENT
"Total aset perseroan tercatat Rp 694,12 miliar, tumbuh sebesar 4,43 persen dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2018 sebesar Rp 664,67 miliar," ujar Deddy.
Hingga semester I tahun 2019 outstanding kredit tercatat Rp 375,06 miliar. Untuk menjaga kebutuhan likuiditas dan perbaikan rentabilitas (perbandingan antara laba dengan aktiva), total penghimpunan dana terjaga pada posisi Rp 578,71 miliar.
"Rasio-rasio juga terjaga baik dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) 16,02 persen, NIM (Net Interest Margin) 3,16 persen, LDR (Loan to Deposit Ratio) 68,33 persen, dan NPL (Non Performing Loan) 3,93 persen," katanya.
Namun, sejak Januari-Juni 2019, Bank BUKU I ini masih mencatatkan rugi bersih Rp 14,16 miliar, melebar 110 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 6,74 miliar.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan kredit Bank Artos juga masih negatif. Hingga Juni 2019, bank tersebut mencetak kredit Rp 375,05 miliar, turun 18,89 persen dibandingkan akhir Juni 2018 sebesar Rp 462,40 miliar.
Deddy mengungkapkan, pada 30 September 2019 perseroan telah mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk akuisisi saham mayoritas, yaitu, melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas dengan HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu).
"PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology Limited (WTT) bermaksud untuk mengambilalih saham yang mewakili tidak kurang dari 51 persen," terangnya.
Bank Artos saat ini memiliki delapan jaringan kantor yang berlokasi di Bandung, Jakarta, dan Tangerang. Perseroan menyediakan produk simpanan dana nasabah dan penyaluran kredit yang dilakukan secara konvensional.
ADVERTISEMENT
Di Artos, ada ATM berbasis teknologi CHIP (terkoneksi dengan jaringan ATM Bersama, ALTO dan Prima) selain itu juga menyediakan layanan jaringan ATM Bersama, ALTO dan Prima)
Tak hanya itu, bank itu juga memiliki Sentra Pembayaran Tagihan Telepon, Flexi dan PLN, Fasilitas Penggajian Karyawan(Payroll System), Pelayanan Antar Jemput Transaksi (Pick Up Service) dan Safe Deposit Box (SDB).