Fakta-fakta di Balik I-COIN, Token Kripto yang Diluncurkan Anak Yusuf Mansur

17 Februari 2022 7:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yusuf Mansur dan anaknya Wirda Mansur. Foto: Instagram/@wirda_mansur
zoom-in-whitePerbesar
Yusuf Mansur dan anaknya Wirda Mansur. Foto: Instagram/@wirda_mansur
ADVERTISEMENT
Anak pertama Ustaz Yusuf Mansur, Wirda Mansur, tengah menjajal bisnis token kripto. Produk virtualnya yang bernama I-COIN mulai bisa dipesan (pre sale) pada Rabu (16/2).
ADVERTISEMENT
Produk yang akan diluncurkan Wirda belum berbentuk koin kripto, tapi masih token. Mimpinya, kata Yusuf Mansur, bisa masuk ke ekosistem blockchain. Meskipun ini bisnis baru, Yusuf Mansur meminta anaknya wajib mengikuti setiap proses yang ditetapkan regulator token kripto.

Apa Itu I-COIN?

Di akun Instagram miliknya, Wirda menjelaskan I-COIN adalah singkatan dari Indonesia Coin yang artinya token kripto buatan dalam negeri. Bisnis barunya ini, kata dia, bakal langsung dikembangkan dengan masuk ke metaverse, game, dan Marketplace NFT seperti Ghozali Everyday yang sempat viral karena berhasil menjual foto wajahnya secara virtual hingga laku miliaran rupiah.

I-COIN Belum Dapat Izin dari Bappebti

Meski sudah menjual token kripto sebelum waktu perilisan, Wirda mengaku baru akan mendaftarkan asetnya ini ke Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Wirda mengaku pihaknya sudah mencari tahu perihal persyaratan kepatuhan hukum (legal compliance) mengenai token kripto.
ADVERTISEMENT
“Insyaallah kita sudah paralel mempersiapkan (pendaftaran). Memang kita akan melakukan pendaftaran ke Bappebti setelah selesai dilakukan presale,” ujar Wirda kepada kumparan, Rabu (16/2).
Yusuf Mansur dan anaknya Wirda Mansur. Foto: Instagram/@wirda_mansur

Berapa Banyak yang Sudah Terjual?

Di tahap awal ini, Wirda menyebut menyiapkan 100 juta token I-COIN. Sebanyak 28 juta token dapat dibeli selama masa presale. Kini token tersebut sudah habis terjual sebanyak 1500 binance coin (BNB).
Mengutip lamanI-COIN presale, harga 1 BNB setara dengan 18.666 I-COIN. Total suplai dari tokenI-COIN sebesar 100.000.000 ICN. Sedangkan token yang dijual saat presale sejumlah 28.000.000 ICN atau sebesar Rp 9 miliar. Sedangkan token for liquidity sebesar 16.800 ICN.
Berdasarkan data CoinMarketMap, harga satu BNB setara dengan Rp 6.143.877 juta per Rabu (16/2) pukul 17.03 WIB.
ADVERTISEMENT

Rencana Pengembangan I-COIN

Wirda berencana akan mengembangkan tiga proyek dari I-COIN. Proyek pertama adalah Indonesian Battle Warrior Game (IBW Game). IBW Game termasuk tipe play to earn yang dapat dimainkan dengan menggunakan I-COIN, sehingga menghasilkan pendapatan tambahan.
“Proyek kedua yaitu i-Market Non-Fungible Token (NFT) Marketplace. Jadi desainer atau marketplace bisa menjual di e-market yang disediakan,” katanya.
Proyek terakhir adalah pengembangan metaverse bernama ILAND. ILAND merupakan tempat pertemuan individu secara virtual. Fitur tambahan yang ditawarkan ILAND berupa character custom.
“Target pasar kami investor lokal dan global. Masa lokal engga kebagian, ini kan token lokal,” imbuhnya.
Wirda berharap peluncuran token I-COIN bisa bermanfaat bagi masyarakat. Ia juga ingin menciptakan inovasi-inovasi baru bagi anak muda.
ADVERTISEMENT

Jangan Terlena Figur Publik, Pahami Risikonya Sebelum Beli Aset Kripto

Sebelum Wirda, artis Anang Hermansyah lebih dulu meluncurkan token kripto bernama ASIX baru-baru ini dan sudah banyak investor yang beli. Namun, token ASIX ternyata belum berizin dari Bappebti Kementerian Perdagangan, sehingga dilarang.
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) sekaligus COO Tokocrypto Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan pihaknya menyambut positif segala perkembangan dan inovasi yang terjadi di industri kripto. Menurutnya, hal tersebut bakal meningkatkan antusiasme masyarakat.
Namun antusiasme itu perlu disikapi dengan kehati-hatian. Masyarakat harus riset terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk berkecimpung di dunia kripto ini.
“Salah satu hal yang penting adalah meneliti dan memeriksa tim dan partner di balik developer aset kripto tersebut, jangan tutup mata dan terlena dengan sosok public figure,” ujar Teguh saat dihubungi kumparan, Selasa (15/2).
ADVERTISEMENT
Teguh menjelaskan, untuk merilis koin atau token kripto yang memiliki standar global itu tidak mudah. Ada proses due dilligence yang harus dipenuhi. Menurutnya sebuah proyek kripto yang baik dan benar akan selalu membagikan whitepaper lengkap, sama halnya dengan prospektus di dunia saham, jika ada perusahaan yang akan melakukan IPO.
Pang Xue Kai, CEO Tokocrypto, dan Teguh Kurniawan Harmanda, COO Tokocrypto. Foto: Dok. Tokocrypto
Dalam whitepaper tersebut, kata Teguh, akan dijelaskan tentang proses peta jalan ke depan dari aset kripto yang dibuat dan bagaimana pengembangannya ke depan.
“Sebuah aset kripto dapat diperdagangkan jika telah memenuhi setidaknya tiga kriteria, yaitu berbasis ledger technology, berupa aset kripto utilitas (utility crypto) atau aset kripto beragun aset (crypto backed asset), dan telah memiliki hasil penilaian dengan metode Analytics Hierarchy Process (AHP) yang ditetapkan oleh Bappebti,” jelas Teguh.
ADVERTISEMENT
Penilaian AHP Bappebti ini, jelas Teguh, akan tetap memperhatikan aspek keamanan, profil tim dan anggota tim yang mengembangkan, tata kelola dan skalabilitas sistem blockchain, peta jalan yang dapat diverifikasi pencapaiannya, rating-nya masuk ke dalam 500 besar kapitalisasi pasar kripto seperti di Coinmarketcap dan lain-lain.
“Maka dari itu, kami selalu mengingatkan kepada masyarakat yang ingin mulai berinvestasi kripto untuk selalu melakukan riset dan mempelajari terlebih dahulu. Beli aset kripto yang telah masuk dalam daftar resmi Bappebti. Pelajari risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam investasi aset kripto. Jangan mudah tergiur dengan tawaran dari suatu investasi,” pungkasnya.