news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Fakta-fakta India Larang Ekspor Gandum dan Dampaknya Bagi Indonesia

17 Mei 2022 7:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah wanita Sikh menampilkan tarian tradisional rakyat Punjab "Bhangra" di ladang gandum di Punjab, India. Foto: NARINDER NANU/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah wanita Sikh menampilkan tarian tradisional rakyat Punjab "Bhangra" di ladang gandum di Punjab, India. Foto: NARINDER NANU/AFP
ADVERTISEMENT
Pemerintah India resmi melarang ekspor gandum sejak Sabtu (14/5). Menurut laporan Financial Express, larangan ekspor tersebut dilakukan untuk mengendalikan harga gandum di pasar dalam negeri India. Sebab, pasokan gandum global terganggu akibat perang yang semakin memanas antara Rusia dan Ukraina.
ADVERTISEMENT
Sementara Reuters melaporkan bahwa saat ini pembeli global mengandalkan produksi gandum dari India, setelah pasokan gandum dari wilayah Laut Hitam anjlok sejak Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari lalu. Berikut adalah fakta-fakta larangan ekspor gandum India dan dampaknya bagi Indonesia.
Produsen Gandum Terbesar Kedua
India merupakan negara produsen gandum terbesar kedua dunia setelah China. Kapasitas produksi gandum yang dihasilkan India mencapai 107,5 juta ton, Indonesia sendiri setiap tahun mengimpor gandum sebanyak 11,7 juta ton atau setara USD 3,45 miliar dari India.
Potret seorang petani gandum di Suriah ketika mengalami kekeringan. Foto: Yamam al Shaar/REUTERS
Adapun di tahun 2022, angka impor gandum Indonesia dari India naik 31,6 persen dibanding tahun sebelumnya. Dengan adanya larangan ekspor gandum India ini akan berimbas kepada Indonesia.
Mengancam Ketahanan Pangan Indonesia
ADVERTISEMENT
Menurut Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, dampak larangan ekspor gandum oleh India akan membuat harga gandum dunia melonjak.
Berapa besar lonjakan harga itu, Khudori menilai tergantung berapa lama larangan ekspor tersebut diberlakukan. “Kalau itu terjadi, tentu dampaknya serius. Negara-negara importir gandum bersih akan terpukul. Kelaparan dan krisis pangan segera mengintip,” ungkap Khudori kepada kumparan, Sabtu (14/5).
Potret seorang petani gandum di Suriah ketika mengalami kekeringan. Foto: Yamam al Shaar/REUTERS
Di sisi lain, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, proteksionisme yang dilakukan India terhadap komoditas gandum sangat berisiko bagi stabilitas pangan di dalam negeri.
“Contohnya tepung terigu, mi instan sangat butuh gandum, dan Indonesia tidak bisa produksi gandum. Banyak industri makanan minuman skala kecil yang harus putar otak untuk bertahan di tengah naiknya biaya produksi,” kata Bhima.
ADVERTISEMENT
Berakibat pada Inflasi di Indonesia
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengungkapkan, suplai gandum global akan terpangkas signifikan jika India melakukan larangan ekspor.
"Dampaknya harga gandum di pasar global dipastikan akan naik drastis. Tanpa larangan Ekspor India saja harga gandum global sudah naik tinggi," kata Piter kepada kumparan, Senin (16/5).
Menurutnya, Indonesia sebagai negara pengimpor gandum, akan terdampak sekali. Harga barang-barang pangan yang berbahan baku gandum akan melonjak naik.
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta berbincang dengan pedagang saat melakukan sidak pemantauan harga pangan di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur, Rabu (30/3/2022). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
Bahkan menurutnya,inflasi yang sekarang sudah meningkat akan melonjak lebih tinggi. "Ujung-ujungnya masyarakat bawah yang akan paling terdampak, terpangkas daya beli oleh inflasi yang tinggi, "lanjut Piter.
Sementara, Direktur Eksekutif Core Indonesia Muhamad Faisal mengatakan, larangan ekspor gandum pasti akan mengurangi suplai gandum di pasar internasional. Hal ini tentu saja akan membuat harga gandum di pasar internasional akan naik, dan pada gilirannya akan terjadi kenaikan harga produk turunan gandum seperti tepung terigu dan industri turunan lainnya seperti mi instan dan roti.
ADVERTISEMENT
"Kita perlu mengalihkan asal impor gandum kita ke negara yang supply lainnya seperti Amerika Serikat, Kanada, " ungkap Faisal.