Fakta-fakta Temuan KNKT Soal Jatuhnya Pesawat Lion Air

24 September 2019 9:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat pertama Airbus A330-900 NEO pesanan Lion Air tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Foto: Dok. Lion Air
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat pertama Airbus A330-900 NEO pesanan Lion Air tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Foto: Dok. Lion Air
ADVERTISEMENT
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Indonesia telah melakukan berbagai pengamatan di lapangan guna menemukan fakta-fakta kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 pada 29 Oktober 2018.
ADVERTISEMENT
Pesawat tipe boeing 737 Max 8 rute Jakarta-Pangkalpinang, yang jatuh di kawasan Tanjung Karawang, Jawa Barat, beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.
Sejauh ini KNKT membuka informasi mengenai penemuan yang menjadi penyebab kecelakaan Lion Air. Berikut kumparan merangkum penemuan KNKT sejauh ini.
1. Desain Pesawat, Kelalaian Pilot, Hingga Kesalahan prosedur perawatan.
Menurut laporan KNKT yang dilaporkan The Wall Street Journal (WSJ), Senin (23/9), para penyelidik menemukan adanya persoalan desain pesawat dan kelalaian yang memicu kecelakaan fatal itu.
Kelalaian pilot (pilot error) dan kesalahan prosedur perawatan pesawat juga menjadi pemicu. Atas temuan itu, Juru Bicara Boeing mengaku masih terus bekerja dengan KNKT untuk menuntaskan hasil investigasi.
ADVERTISEMENT
Sementara petinggi KNKT menolak berkomentar terkait bocoran hasil investigasi awal yang ditulis WSJ.
Adapun otoritas keselamatan penerbangan Amerika Serikat (The U.S. National Transportation Safety Board/NTSB) akan menyampaikan beberapa rekomendasi mulai dari panduan kemampuan menerbangkan pesawat secara manual hingga memperbaiki desain pesawat baru oleh FAA.
2. Sebelum Berangkat dari Jakarta, Pesawat Sudah Ada Gangguan di Bali
Pesawat dengan nomor body PK-LQP ini sebelum terbang dari Jakarta ke Pangkalpinang, melayani rute Denpasar - Jakarta. Sehari sebelum jatuh, pesawat Boeing 737 Max 8 ini terbang dari Bali ke Jakarta dengan nomor penerbangan JT-043.
Saat di Bali, pesawat mengalami kerusakan pada Angle of Attack (AoA) sensor. Setelah diperbaiki, barulah pesawat terbang ke Jakarta.
Selama terbang ke Jakarta, pesawat Lion Air mengalami gangguan sehingga pilot memutuskan terbang dalam mode manual. Saat itulah, pilot ketiga ikut dengan dua pilot utama di sana.
ADVERTISEMENT
3. Black Box FDR Ditemukan 3 Hari Pasca Kecelakaan Pesawat
KNKT menemukan black box Flight Data Recorder pada Kamis (1/11/2018). KNKT langsung melakukan pengunduhan terhadap data yang ada di dalamnya.
Kepala Sub Komite Investigasi Keselamatan Penerbangan KNKT, Kapten Nurcahyo Utomo, mengatakan, data FDR itu kini telah berhasil diunduh.
Pengunduhan itu, kata dia, juga dibantu oleh 2 investigator dari Australian Transport Safety Bureau (ATSB) atau KNKT-nya Australia.
Turbin Lion Air JT-610 diangkut menuju KNKT untuk dilakukan pemeriksaan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
4. Petinggi KNKT Ogah Berkomentar Mengenai Hasil Laporan WSJ
Atas temuan itu, Juru Bicara Boeing mengaku masih terus bekerja dengan KNKT untuk menuntaskan hasil investigasi. Sementara petinggi KNKT menolak berkomentar terkait bocoran hasil investigasi awal yang ditulis WSJ.
Sebagai tambahan, dampak dari kecelakaan pesawat yang terjadi di berbagai negara, Otoritas Penerbangan Sipil Amerika Serikat (Federal Aviation Administration/FAA) meminta perusahaan untuk melakukan penghentian operasional sementara dari pesawat Boeing 737 Max.
ADVERTISEMENT
FAA memperluas evaluasi terhadap seluruh keluarga Boeing 737 series, termasuk Boeing 737 NG. Dampak lain yang ditimbulkan, kinerja keuangan Boeing ikutan terpukul.
Boeing mencatatkan kinerja keuangan buruk pada kuartal II. Produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS) ini rugi USD 2,942 miliar atau setara Rp 41,18 triliun. Sementara pada kuartal II 2018, Boeing masih untung USD 2,196 miliar.