Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Fakta MIND ID Bayar Rp 4,6 T untuk Beli Saham Vale Indonesia, dari Mana Uangnya?
27 Februari 2024 6:36 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Holding BUMN Pertambangan, MIND ID , akhirnya menguasai 34 persen saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) usai perusahaan asal Kanada itu menandatangani pelepasan 14 persen sahamnya ke pemerintah lewat MIND ID, Senin (26/2).
ADVERTISEMENT
Berikut adalah fakta-fakta dari pemberitaan tersebuh:
Transaksi Terjadi di Harga Rp 3.050 per Lembar
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) akhirnya menjual 14 persen sahamnya ke MIND ID dengan harga Rp 3.050 per lembar. Atas transaksi ini, MIND ID sebagai pembeli harus merogoh kocek USD 300 juta. Nilai ini setara Rp 4,68 triliun dengan kurs Rp 15.630 per dolar AS.
Dengan transaksi ini juga, total saham MIND ID di Vale Indonesia menjadi 34 persen karena sebelumnya perusahaan pelat merah itu sudah mengempit 20 persen. MIND ID pun menjadi pemegang saham terbesar di Vale Indonesia, di atas induk Vale Indonesia yaitu Vale Canada Limited.
Sumber Dana dari Rights Issue dan Private Placement
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko mengatakan ada dua mekanisme yang digunakan MIND ID untuk membayar divestasi saham Vale Indonesia, yaitu rights issue dan private placement.
ADVERTISEMENT
"Kita ada saham lama setengahnya, ada saham baru setengahnya, jadi 50-50. Ada right issue dan ada saham baru yang dibeli nanti. Jadi kita umumkan nanti strukturnya di capital market," ujar Tiko.
Pelepasan saham Vale Jadi Kewajiban
Pelepasan saham Vale Indonesia ini menjadi kewajiban karena kontrak karya perusahaan akan habis pada 28 Desember 2025. Perusahaan memiliki konsesi tambang seluas 118.017 hektar di tiga provinsi, yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah.
Berdasarkan UU No 3 Tahun 2020 tentang Minerba, pengajuan perpanjangan kontrak KK menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) wajib diajukan 1 tahun sebelum kontrak habis, artinya tenggat waktu Vale Indonesia hingga Desember 2024.
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, juga mengatakan dengan divestasi ini, Vale Indonesia akan resmi mendapatkan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
ADVERTISEMENT
Ia memastikan kepada para jajaran menteri terkait agar segala perizinan yang menyangkut perpanjangan izin Vale Indonesia harus segera selesai dalam seminggu ini.
MIND ID Dapat Kursi CEO, Direktur, dan 3 Komisaris
Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, mengungkapkan dengan menjadi pemegang saham mayoritas Vale Indonesia sebesar 34 persen, MIND ID mendapatkan kursi Direktur Utama (CEO) dan Direktur Sumber Daya Manusia (HR Director).
"CEO dari kami MIND ID, HR Director juga dari MIND ID nantinya, terus nanti ada direksi yang dipilih bersama melalui komite GNRC," ungkapnya saat ditemui usai Penandatanganan Definitive Transaction Agreements akuisisi saham Vale Indonesia di Hotel Pullman Thamrin, Senin (26/2).
Saat ini Kementerian BUMN dan MIND ID tetap akan menunjuk Febriany Eddy sebagai Direktur Utama Vale Indonesia setelah kesepakatan divestasi diselesaikan. Targetnya seluruh proses pembayaran divestasi akan rampung Juni 2024.
ADVERTISEMENT
Diakuisisi MIND ID, Saham Vale Indonesia Anjlok 3,04 Persen
Saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) anjlok 3,04 persen ke posisi 3.830 per lembar pada penutupan perdagangan bursa, Senin (26/2). Terperosoknya saham tambang nikel ini terjadi di tengah pelepasan 14 persen saham ke MIND ID.
Berdasarkan data RTI, frekuensi saham INCO ditransaksikan sebanyak 5.126 kali dengan total volume perdagangan sebanyak 14,74 juta saham senilai Rp 57,10 miliar.
Adapun saat ini MIND ID memegang total 34 persen saham Vale Indonesia. Sebanyak 14 persen saham yang dilepas berasal dari porsi Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining (SMM).
VCL awalnya merupakan pemegang saham mayoritas sebesar 43,79 persen, tergerus menjadi 33,9 persen. Sementara SMM awalnya memegang 15,03 persen menjadi sekitar 11,5 persen. Sementara 20 persen saham dipegang publik melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).
ADVERTISEMENT