Fintech Akseleran Harap Bisa Kikis Gap Pembiayaan RI yang Capai Rp 2.000 T

31 Maret 2023 23:02 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi fintech P2P Lending, Akseleran. Foto: Akseleran
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fintech P2P Lending, Akseleran. Foto: Akseleran
ADVERTISEMENT
Keberadaan fintech dinilai bisa menurunkan funding gap atau gap pembiayaan di Indonesia yang saat ini masih besar. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), gap pembiayaan yang tidak bisa dijangkau lembaga keuangan formal dapat mencapai sekitar Rp 2.000 triliun setiap tahun.
ADVERTISEMENT
Fintech peer to peer lending (P2P Lending) bisa menjadi solusi dalam menutup gap pembiayaan tersebut karena dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas. Co-Founder and CFO P2P Lending Akseleran, Mikhail Tambunan, mengatakan gap pembiayaan ini menjadi salah satu tantangan bagi perekonomian Indonesia. Untuk itu, diperlukan peran fintech untuk menutup gap tersebut.
"Kalau gap-nya semakin kecil, artinya modal kerja usaha kecil menengah terpenuhi, maka secara langsung akan berpengaruh pada peningkatan kontribusi ke GDP, sehingga diharapkan perekonomian bergeraknya dapat lebih cepat lagi dan pertumbuhan ekonominya jadi lebih tinggi," ujar Mikhail dalam keterangannya, Jumat (31/3).
Meski demikian, Mikhail mengakui bahwa tantangan dalam sektor pembiayaan saat ini tidaklah mudah. Kondisi global yang masih dipenuhi ketidakpastian menjadi hal yang perlu terus diantisipasi. Menurut dia, Akseleran sebagai fintech P2P Lending yang berizin dan diawasi oleh OJK yang memiliki konsumen lebih banyak usaha kecil menengah, dinilai sudah menjadi upside tersendiri, selama Akseleran terus mampu untuk menjaga penyaluran kreditnya tetap sehat.
ADVERTISEMENT
Selama tahun 2022, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) to outstanding Akseleran hanya 0,5 persen atau jauh lebih kecil dibandingkan rata-rata industri fintech P2P Lending yang mencapai 3 persen.
"Akseleran memiliki NPL yang tergolong cukup rendah dalam industri P2P Lending di Indonesia, nah itu yang jadi core kekuatan kita karena memiliki NPL yang rendah, sehingga dari sisi persaingan kita salah satu yang terbaik. Credit assessment sih yang jadi kekuatan dari Akseleran," jelas Mikhail.
Co-Founder and CFO P2P Lending Akseleran, Mikhail Tambunan. Foto: Akseleran.
Pada tahun 2023 ini, Akseleran menargetkan mampu menyalurkan pinjaman hingga Rp6 triliun. Angka ini naik 100 persen dari penyaluran di tahun 2022 sebesar Rp2,9 triliun. Mikhail menjelaskan, target tersebut sangat mungkin tercapai. Apalagi rencananya di tahun ini, Akseleran akan melakukan akuisisi perusahaan multifinance.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, akuisisi ini akan memperluas penyaluran pendanaan Akseleran kepada masyarakat. Secara produk pembiayaan mirip dengan yang dilakukan saat ini melalui P2P Lending, hanya saja kami dapat menyasar pelaku usaha menengah dan komersil yang membutuhkan nilai pinjaman yang lebih besar dari Rp 2 miliar per penerima pinjaman.
Selain itu, saat ini sebanyak 85-90 persen penerima pinjaman dan pemberi pinjaman Akseleran berada di wilayah Pulau Jawa. Ke depan, Mikhail pun berharap penerima pinjaman dan pemberi pinjaman bisa mencakup wilayah yang lebih luas lagi khususnya daerah lain di luar Pulau Jawa.
"Kita harus bisa serve pulau lain selain pulau jawa, harapannya ke depan kita bisa serve lebih luas dan lebih besar lagi, apalagi nantinya dengan menggunakan vehicle baru ticket size pinjaman yang bisa diberikan juga semakin besar. Supaya semakin banyak yang tersentuh, sehingga inklusi keuangan atau visi kita bisa tercapai," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sejak Oktober 2017 sampai dengan Desember 2022, Akseleran telah menyalurkan pinjaman sebesar hampir Rp 7 triliun, sebesar sekitar 97 persen di antaranya disalurkan kepada sektor produktif, khususnya usaha kecil menengah.
Ketika terjadi pandemi di tahun 2020, Akseleran justru terus meningkatkan penyaluran pinjaman kepada usaha kecil menengah. Terlihat di tahun tersebut ketika pandemi sedang parah-parahnya, Akseleran mampu menyalurkan pinjaman hingga hampir Rp 1 triliun, atau tumbuh 30 persen dibanding tahun 2019.
Di tahun 2021 ketika pemulihan ekonomi mulai terjadi, Akseleran menyalurkan pinjaman sebesar lebih dari Rp 1,8 triliun, tumbuh lebih dari 90 persen dari penyaluran tahun 2020. Sedangkan tahun lalu di 2022 Akseleran menyalurkan pinjaman hingga hampir Rp 3 triliun, atau tumbuh 62 persen dibandingkan 2021.
ADVERTISEMENT
Tingkat Keberhasilan (TKB90) Akseleran juga stabil berada di atas 99 persen sejak 2021 lalu, lebih tinggi daripada rata-rata industri. Para pemberi pinjaman di Akseleran memiliki akses yang mudah untuk mengembangkan dananya karena pendanaan dapat dimulai dari Rp 100 ribu.
Bunga yang ditawarkan pun cukup menarik yaitu sekitar 10 persen per tahun, dengan proteksi asuransi pinjaman yang melindungi hingga 99 persen atas pokok pinjaman tertunggak dinilai dapat memberikan rasa keamanan yang lebih kepada para pemberi pinjaman. Saat ini, Akseleran memiliki lebih dari 250 ribu pemberi pinjaman retail (retail lender), puluhan pemberi pinjaman institusi (institutional lender), dan lebih dari 5 ribu penerima pinjaman (borrower).