news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Fintech Akseleran Lakukan Upaya Jaga Kredit Bermasalah Tetap Rendah

3 April 2023 16:02 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi fintech Akseleran. Foto: Akseleran
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fintech Akseleran. Foto: Akseleran
ADVERTISEMENT
Fintech Peer to Peer (P2P) Lending menjadi salah satu alternatif pembiayaan bagi masyarakat. PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) sebagai satu pelaku industri tersebut, juga memiliki target untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Group CEO & Co-Founder Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan, mengatakan bahwa salah satu tantangan di industri fintech P2P Lending adalah rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Menurutnya, semakin tinggi NPL fintech, maka mengindikasikan risk management perusahaan tidak baik.
Akseleran memiliki NPL sebesar 0,5 persen, lebih rendah dibandingkan rata-rata industri 3 persen. Adapun tingkat keberhasilan (TKB90) sebesar 99,5 persen, juga lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri fintech P2P Lending 97 persen.
"Jadi ini challenge yang menurut saya penting banget, karena kalau NPL tinggi, pemberi pinjamannya rugi. Kalau dia rugi, pemberi pinjamannya kabur ya enggak ada funding-nya, selesai marketplace. Inilah challenge yang perlu kita make sure dengan credit assessment harus dilakukan secara prudent," ujar Ivan, Kamis (30/3).
ADVERTISEMENT
Menurut Ivan, Akseleran melakukan berbagai upaya agar NPL tetap terjaga rendah. Utamanya yakni penilaian awal saat konsumen (peminjam/borrower) mengajukan proses pinjaman. Akseleran akan melihat laporan keuangan, baik dari invoice maupun purchase order (PO) financing atau pembiayaan dengan dokumen.
"Kami lihat lagi invoice atau PO financing-nya, lihat underlying-nya, juga credit history. Ini semua digabung untuk menentukan orang ini layak atau tidak, ini step satu yang harus dilakukan secara prudent," jelasnya.
Group CEO & Co-Founder Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan. Foto: Akseleran
Upaya selanjutnya untuk menjaga NPL adalah melakukan mekanisme pembayaran melalui rekening bersama atau joint account arrangement. Sehingga, Akseleran akan mengetahui jika borrower tersebut menerima pembayaran dari debitur.
"Jadi rekening pembayaran invoice akan masuk ke rekening debitur yang dikontrol sama-sama Akseleran juga. Jadi dia tuh enggak bisa keluarin uang tanpa otoritas dari kami," katanya.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Akseleran juga menerapkan penjagaan di lapis terakhir berupa asuransi kredit (credit insurance) yang bisa cover hingga 99 persen dari pokok pinjaman tertunggak. "Hal-hal itulah yang efeknya membuat TKB kami bagus 99,5 persen," tutur Ivan.
Tak hanya itu, Akseleran juga terus melakukan pemantauan pada peminjam yang mengalami keterlambatan pembayaran hingga 90 hari. Cara pertama yakni menemui peminjam tersebut untuk mencari solusi pembayaran.
"Kalau sudah enggak ada opsi lain, kami minta dia jual asetnya untuk dapat cash. Tapi kalau sudah lebih dari 90 hari dan belum ada solusi, nah kami bisa tempuh upaya hukum, tergantung kondisi dan kasusnya seperti apa," pungkasnya.
Sejak berdiri pada Oktober 2017 hingga akhir tahun lalu, Akseleran telah menyalurkan pinjaman hampir Rp 7 triliun, di mana sebesar sekitar 97 persen di antaranya disalurkan kepada sektor produktif, khususnya UMKM.
ADVERTISEMENT
Sedangkan tahun lalu di 2022 Akseleran menyalurkan pinjaman sebesar hampir Rp 3 triliun, tumbuh 62 persen dibandingkan 2021. Tingkat TKB90 Akseleran yang stabil di atas 99 persen sejak 2021 lalu, lebih tinggi daripada rata-rata industri.
Para pendana (lender) di Akseleran memiliki akses yang mudah untuk mengembangkan dananya karena pendanaan dapat dimulai dari Rp 100 ribu saja. Bunga yang ditawarkan pun cukup menarik yaitu sekitar 10-10,5 persen per tahun, dengan proteksi asuransi pinjaman yang melindungi 99 persen pokok pinjaman tertunggak. Saat ini, jumlah lender retail Akseleran mencapai lebih dari 250 ribu lender dan puluhan institutional lender, serta hampir 5 ribu peminjam (borrower).