Fintech Asal RI, Digiasia Bios, Siap IPO di Bursa Saham AS

12 April 2023 12:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Digiasia Bios siap melantai di bursa saham AS. Foto: Digiasia Bios.
zoom-in-whitePerbesar
Digiasia Bios siap melantai di bursa saham AS. Foto: Digiasia Bios.
ADVERTISEMENT
Fintech asal Indonesia, Digiasia Bios, siap melantai di bursa saham Amerika Serikat, Nasdaq. Rencananya, Initial Public Offering (IPO) akan dilakukan pada kuartal II tahun ini.
ADVERTISEMENT
Chief Marketing Officer Digiasia Bios, Rully Hariwinata, mengatakan untuk IPO, perusahaan rintisan ini akan merger dengan special purpose acquisition company (SPAC), yakni Stonebridge.
"Proses untuk IPO terus kami persiapkan, so far sampai hari ini seharusnya di kuartal II masih sesuai on schedule," ujar Rully dalam keterangannya, Rabu (12/4).
Ia menjelaskan, rencana IPO itu diharapkan akan memperkuat ekspansi bisnis Digiasia Bios di pasar global. Meski demikian, Rully enggan menjelaskan estimasi nilai penggalangan dana atau fundraising dari aksi korporasi yang akan dilakukannya.
"Terkait raising saya enggak bisa, namun yang terpenting konsepnya kita masuk ke Nasdaq itu menggunakan SPAC di AS dan beberapa negara lain sudah banyak instrumen pasar company masih kosong, tapi boleh going IPO kumpulkan duit dari publik dengan tujuan akuisisi. Jadi mereka sudah listed dan kami backdoor listing kesepakatan investment dari mereka," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Chief Digital Ecosystem Integration Digiasia Bios, Joseph Lumban Gaol, mengatakan ada beberapa alasan pihaknya memilih melantai di Nasdaq. Pertama, peluang untuk mendapatkan pendanaan lebih besar di AS. Kedua, investor AS lebih memahami skema Bussiness to Bussines (B2B) dan dapat mendukung ekspansi bisnis yang lebih besar.
"Misalnya kita mau IPO di sini atau apa, duitnya (pendanaan) tidak banyak di sini, jadi kami merencanakan di sana karena duitnya lebih banyak di sana, dan investor lebih memahami konsep B2B,"tegasnya.
Digiasia Bios merupakan Embedded Finance as a Service (EFaaS) pertama di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada 2017 lalu oleh Alexander Rusli dan Prashant Gokarn, dengan tujuan untuk mempercepat inklusi keuangan melalui lisensi dan kumpulan teknologi yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
Sebagai EFaaS, Digiasia Bios akan berperan sebagai medium integrasi antara empat blok ekosistem digital - platform B2B SaaS, platform B2C SaaS, institusi keuangan atau fintech yang berlisensi, dan jaringan retail offline.
Hingga kuartal I 2023, Digiasia Bios tercatat memiliki 750 ribu merchant di berbagai platform. Selain itu, nilai transaksi atau gross transaction value (GTV) mencapai USD 3 miliar, dari 35 juta total transaksi.