Fitch Ratings Pertahankan Peringkat Utang Pupuk Indonesia dengan Outlook Stabil

26 Januari 2022 14:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor Pupuk Indonesia. Foto: PT Pupuk Indonesia (Persero)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Pupuk Indonesia. Foto: PT Pupuk Indonesia (Persero)
ADVERTISEMENT
Lembaga pemeringkat utang internasional, Fitch Ratings, mempertahankan peringkat utang rupiah jangka panjang PT Pupuk Indonesia (Persero) 'AAA' dengan outlook stabil.
ADVERTISEMENT
Peringkat 'AAA' merupakan peringkat tertinggi yang diberikan kepada entitas perusahaan di Indonesia. Peringkat mengindikasikan penerbit obligasi memiliki risiko gagal bayar utang yang sangat rendah.
Berdasarkan laporan resmi Fitch Ratings, Rabu (26/1), peringkat tersebut didorong oleh peran strategi PTPI sebagai perusahaan pemerintah alias BUMN yang memproduksi dan mendistribusikan pupuk kepada petani melalui skema public service obligation (PSO) atau subsidi.
Fitch juga menilai, PTPI yang sangat baik dalam menjalankan tugasnya untuk menyalurkan pupuk bersubsidi. Adapun dalam APBN 2022, subsidi pupuk dialokasikan sebesar Rp 25,3 triliun (9,1 juta ton dan 1,9 juta liter) atau setara 12,2 persen dari total belanja subsidi tahun ini.
"Hal tersebut sejalan dengan ketahanan pangan yang menjadi salah satu prioritas utama pembangunan Indonesia pada tahun 2022. Pemerintah sendiri mengalokasikan anggaran ketahanan pangan di tahun ini sebesar Rp 77 triliun, dari tahun sebelumnya Rp 99 triliun). Pupuk bersubsidi (termasuk pendapatan subsidi) menjadi penyumbang terbesar terhadap total pendapatan PTPI," tulis Fitch.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan Pupuk Indonesia, Wono Budi Tjahyono mengatakan bahwa Perseroan sangat mengapresiasi keputusan Fitch Ratings yang menetapkan peringkat 'AAA' terhadap korporasi dan obligasi rupiah Pupuk Indonesia.
"Ini menunjukkan bahwa kami adalah perusahaan yang kredibel serta sehat secara finansial," kata Wono.
Lebih lanjut Wono menjelaskan, pemberian peringkat dari Fitch Ratings ini juga akan berdampak positif bagi Pupuk Indonesia, khususnya di mata investor, kreditur, pemerintah, pemegang saham, maupun masyarakat luas.
Fitch memberikan peringkat 'AAA' kepada Pupuk Indonesia berdasarkan beberapa faktor. Di antaranya karena kinerja keuangan, status, kepemilikan, dan kontrol perusahaan yang sepenuhnya di bawah pemerintah Indonesia.
“Kinerja dan prospek usaha Pupuk Indonesia sangat baik, dan konsisten masuk ke dalam jajaran sepuluh produsen pupuk terbesar di dunia,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Fitch berharap bisnis nonsubsidi PTPI dapat terus meningkat, sejalan dengan harga pupuk global yang lebih tinggi dari asumsi Fitch untuk harga Urea sebesar USD 450 per ton di 2021 dan USD 340 per ton pada tahun 2022.
"Kami juga melihat PTPI diuntungkan dari batas harga USD 6 per mmbtu yang ditempatkan pada pembelian gas bumi perseroan, di tengah kenaikan harga gas dunia. Kami memperkirakan margin EBITDA pada 16,5 persen pada tahun 2022, sebelum kembali ke sekitar 15 persen pada koreksi harga (2020: 13,6 persen, kuartal III 2021: 18,5 persen, estimasi 2021: 18,0 persen)," tulis laporan Fitch Ratings.
Berdasarkan data Fitch Ratings, Pupuk Indonesia memiliki kas tersedia hingga akhir September 2021 sebesar Rp 12,7 triliun, dengan pinjaman jangka pendek sebesar Rp 11,0 triliun, dan porsi lancar pinjaman jangka panjang (pinjaman bank dan obligasi) sebesar Rp 2,4 triliun. Perusahaan juga memiliki fasilitas bank jangka pendek yang belum digunakan sebesar Rp 71,7 triliun.
ADVERTISEMENT
Adapun 68 persen dari total utang Pupuk Indonesia adalah utang jangka panjang, termasuk pinjaman bank dan obligasi. Sisanya 32 persen adalah utang bank jangka pendek dari bank lokal, regional dan global.