Foto: Anyaman Loyok, dari Lombok Menuju Pasar Global

21 Maret 2021 9:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Agus Hartadi memeriksa kondisi bambu yang akan di potong sebagai bahan pembuatan anyaman bambu di Desa Loyok, Sakra, Lombok Timur. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Agus Hartadi memeriksa kondisi bambu yang akan di potong sebagai bahan pembuatan anyaman bambu di Desa Loyok, Sakra, Lombok Timur. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menjadi warisan leluhur yang diturunkan turun temurun, anyaman bambu tradisional khas Desa Loyok masih eksis di tengah persaingan industri kerajinan yang semakin modern.
ADVERTISEMENT
Berada di Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, anyaman bambu menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat. Tidak sekadar sebagai barang yang digunakan sendiri dalam kehidupan rumah tangga, anyaman bambu juga merupakan kerajinan andalan yang menjadikan Desa Loyok terkenal di daerah-daerah lain, bahkan luar negeri.
Kini, anyaman bambu hasil karya warga Loyok telah berhasil menembus pasar Eropa, Amerika Serikat, Australia, China, Jepang, Israel, dan Turki.
Pengrajin memotong bambu di Desa Loyok, Sakra, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Agus Hartadi, salah satu penggerak ekonomi di Loyok menjadikan anyaman bambu sebagai komoditas diperhitungkan di pasar global. Melalui Kelompok Loyok Kreatif yang dia bentuk sejak 2017, Agus memberdayakan masyarakat setempat untuk membuat berbagai bentuk kerajinan anyaman bambu.
Semangat untuk mempertahankan warisan nenek moyangnya menjadi awal dia merintis usahanya. Kini, motivasinya tidak hanya itu. Agus bertekad anyaman bambu khas Desa Loyok ini dapat semakin berpendar di pasar global.
ADVERTISEMENT
Pengrajin memilah bambu yang telah dipotong di Desa Loyok, Sakra, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Tak hanya itu. Proses produksi kerajinan anyaman bambu yang membutuhkan ketelitian, keterampilan, dan sentuhan estetika tinggi juga Agus kemas menjadi sebuah magnet bagi wisatawan untuk datang ke desanya.
Agus berharap, dengan caranya itu warisan leluhur tak hanya terus eksis di tengah dunia yang semakin modern, tetapi juga kesejahteraan masyarakat setempat dapat terus meningkat dan tidak tertinggal dibandingkan daerah lainnya.
Pengrajin menghaluskan potongan bambu di Desa Loyok, Sakra, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Sebelumnya, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan pada Pembukaan Kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Bangga Berwisata Indonesia (BWI) bertajuk Eksotisme Lombok mengatakan, bahwa produk lokal NTB diminati oleh pasar mancanegara.
Hal ini menunjukkan potensi produk Indonesia begitu kuat dan perlu dikembangkan sehingga memiliki nilai tambah. Inilah yang diperlukan bangsa Indonesia ke depannya, ketersediaan produk unggulan daerah untuk melengkapi kebutuhan wisatawan domestik dan luar negeri.
ADVERTISEMENT
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.