Foto: Garam Dataran Tinggi Long Midang, Kalimantan Utara

3 September 2019 8:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pegunungan dan hamparan sawah di desa Long Midang, Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pegunungan dan hamparan sawah di desa Long Midang, Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
ADVERTISEMENT
Berada terletak di dataran tinggi dan dikelilingi hutan tropis, masyarakat Dayak Lundayeh, desa Long Midang, Krayan, Kalimantan Utara mampu mengolah garam dengan kualitas sangat baik. Secara topografi, wilayah ini berada di ketinggian 900 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan berbatasan langsung dengan Malayasia.
ADVERTISEMENT
Menurut warga, pengolahan garam gunung ini telah dilakukan sejak dahulu oleh nenek moyang mereka. Daerah ini mempunyai sumber mata air yang tidak pernah kering dan memiliki rasa asin.
Salah satu sumur yang merupakan sumber mata air asin di desa Long Midang, Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Warga memasukkan air sumur ke dalam jeriken di pondok pengolahan garam gunung, desa Long Midang, Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Terdapat dua sumur yang masih aktif digunakan warga desa Long Midang untuk pengolahan garam. Warga setempat memberikan nama sumur itu laki-laki dan perempuan. Pengolahan sumur atau pembuatan garam tidak dikelola secara perorangan, namun dikelola oleh setiap keluarga secara bergiliran.
Sejak pertama kali ditemukan, proses pembuatan garam gunung itu tidak mengalami perubahan hingga sekarang, cita rasanya pun tidak berubah sama sekali. Air asin yang didapat dari sumur tersebut dimasak berjam-jam dengan menggunakan kayu bakar hingga membentuk kristal putih yang kemudian dijemur.
Warga memasukan air asin ke dalam tungku saat proses memasak di pondok pengolahan garam gunung, desa Long Midang, Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Proses memasak air asin di pondok pengolahan garam gunung, desa Long Midang, Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Garam gunung di Krayan diyakini memiliki kandungan yodium yang tinggi. Dengan memiliki kualitas garam yang sangat baik, masyarakat bisa menjual garam tersebut sebagai buah tangan wisatawan. Beberapa warga juga menjual garam tersebut ke negeri tetangga seperti Sabah, Serawak hingga Brunei Darussalam dengan harga yang lebih mahal dari garam biasanya.
Warga memasukan air asin ke dalam tungku saat proses memasak di pondok pengolahan garam gunung, desa Long Midang, Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Menurut data dari WWF, dataran tinggi Krayan memiliki 33 mata air garam, namun tidak semua mata air asin dapat digunakan untuk membuat garam. Selain desa Long Midang, sumur garam pegunungan juga terdapat di Pa Kebuan dan Pa Betung. Lokasi pembuatan garam itu sering dikunjungi wisatawan lokal maupun asing.
Warga menjemur kristal putih (garam) di pondok pengolahan garam gunung, desa Long Midang, Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Seorang perempuan melintas di depan pondok pengolahan garam gunung, desa Long Midang, Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Warga mengumpulkan kristal putih (garam) seusai proses penjemuran di pondok pengolahan garam gunung, desa Long Midang, Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Warga menimbang garam seusai proses penjemuran di pondok pengolahan garam gunung, desa Long Midang, Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Oleh-oleh garam yang sudah dikemas untuk wisatawan di Bandara Yuvai Semaring, Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
ADVERTISEMENT