Foto: Optimisme Eksplorasi Migas Berkelanjutan di Indonesia Bagian Timur

3 Juli 2024 19:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Terik matahari di sumur eksplorasi Buah Merah (BMR-001), Distrik Klasafet, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya tak menurunkan semangat dari para pekerja Pertamina EP Papua Field untuk mencari tambahan cadangan produksi minyak dan gas bumi (migas) sebagai komitmen mendukung ketersediaan energi nasional.
ADVERTISEMENT
Semangat optimistis melihat potensi eksplorasi migas di wilayah ujung timur Indonesia itu harus terus terjaga sebab secara nasional pemerintah pada 2030 memiliki target untuk dapat memenuhi produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD).
Vice President Exploration Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina Dedi Yusmen mengatakan bahwa eksplorasi di wilayah timur Indonesia diharapkan dapat meningkatkan cadangan dan kebutuhan migas yang tinggi di Indonesia.
Selain itu juga, Subholding Upstream Pertamina menilai wilayah Indonesia Timur dinilai memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar. Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), proyeksi lifting minyak dan gas bumi 2024 ditargetkan dapat mencapai 2.057 juta barel setara minyak per hari, dengan rincian lifting minyak 743 ribu barel per hari dan gas bumi 1.314 juta barel setara minyak per hari.
Pekerja Pertamina EP Papua Field melihat peta Papua di area Lapangan Produksi Migas Klamono, Distrik Klamono, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Foto: Erlangga Bregas Prakoso/ANTARA FOTO
Lapangan Produksi Migas Klamono tercatat menjadi salah satu cikal bakal di Papua yang hingga kini masih beroperasi. Data dari Pertamina EP Papua Field menunjukkan angka produksi pada lapangan produksi tersebut sebesar 772 barel minyak per hari (BOPD) per 10 Juni 2024.
ADVERTISEMENT
Pertamina EP Papua Field yang bekerja sama dengan Pemerintah serta organisasi non profit melakukan pendampingan pengelolaan hutan lestari berbasis masyarakat adat berupa wisata minat khusus di Kampung Adat Malasigi, Distrik Klayili, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya.
Pengunjung dapat menikmati keanekaragaman hayati, sumber daya alam hutan dan keramahan budaya suku asli Sorong, suku Moi.