Foto: PLN Bicara Tantangan Dalam Pengembangan EBT

26 September 2024 16:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT PLN (Persero) melihat bahwa potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia sangat besar, Vice President Pengembangan dan Pengendalian EBT PLN, Haryo Lukito, pun menyebut ada tantangan untuk mengembangkan EBT di Indonesia.
"Tantangan yang kami hadapi dalam pengembangan EBT ini tadi sudah disampaikan juga oleh Prof. Eniya, kami punya tantangan terkait dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)," kata Hal itu disampaikan saat sesi panel 4 kumparan Green Initiative Conference 2024 bertema ‘Langkah Nyata Membangun Ekosistem Energi Terbarukan yang Berkelanjutan’ di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/9).
Acara ini turut dihadiri Eniya Listiani Dewi selaku Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM RI sebagai keynote speaker.
Vice President Pengembangan dan Pengendalian EBT PLN Haryo Lukito dan Kepala Center of Food, Energy and Sustainable Development INDEF Abra Talattov saat sesi panel kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Selasa (24/9/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Haryo menyebut Permen ESDM Nomor 54 Tahun 2012 tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 23 Tahun 2023 yang awalnya menjadi dasar untuk TKDN Pembangkit dapat dicabut.
Kemudian diganti dengan diterbitkannya Permen Nomor 11 Tahun 2024 tentang tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.
"Permen ESDM (Permen 11) ini dapat mengakomodir untuk proses peningkatan TKDN secara bertahap sesuai dengan industri dalam negeri," kata Haryo Lukito.
Haryo juga menjelaskan, jika Permen Nomor 11 Tahun 2024 tentang tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan terbit, dirinya bisa memproses untuk PLTS Singkawang dan Saguling.
"Nantinya bisa energize dan untungnya 2 sampai 3 tahun mendatang," jelas Haryo.