Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Fraksi PKS DPR soal Pertalite Dihapus: Tak Ada yang Untung Selain Mafia Impor
12 September 2023 12:44 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Terkait rencana pemerintah untuk menghapus Pertalite dan menggantinya dengan Pertamax 92 Green, yang rencananya diusulkan untuk diimplementasikan pada tahun 2024. Dengan ini kami menyampaikan sikap bahwa kami menolak rencana tersebut, karena secara langsung hanya akan menyisakan BBM yang berharga mahal bagi masyarakat," kata Mulyanto dalam Rapat Paripurna ke-5 Masa Sidang I 2023-2024, Selasa (12/9).
Mulyanto melanjutkan, Pertamax Green 92 merupakan campuran dari Pertamax 92 dan bioetanol. Sayangnya, pemerintah masih melakukan impor bioetanol.
"Selain merugikan masyarakat karena menyisakan BBM berharga mahal, juga kita akan tergantung pada impor bioetanol. Akibatnya negara pun akan rugi, dari segi transaksi berjalannya dan tidak ada yang diuntungkan kecuali mafia impor," terangnya.
"Artinya mohon pimpinan, gagasan atau usulan ini dapat dibatalkan," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengusulkan Pertamina hanya menjual 3 produk bensin di tahun 2024, yaitu Pertamax Green 92, Pertamax Green 95, dan Pertamax Turbo. Artinya, BBM jenis Pertalite bakal dihapus tahun depan.
Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini masih merupakan kajian internal di Pertamina. Untuk implementasinya, akan diusulkan kepada pemerintah dan menjadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.
"Oleh karena itu tahun 2024 mohon dukungannya juga kami akan mengeluarkan lagi yang kita sebut Pertamax Green 92. Sebetulnya ini Pertalite kita campur dengan etanol, naik oktannya dari 90 ke 92," ungkap Nicke saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (30/8).
Secara rinci, tiga produk yang akan dipasarkan Pertamina adalah Pertamax Green 92 dengan mencampur RON 90 dengan 7 persen etanol yang disebut E7, kedua Pertamax Green 95 mencampur Pertamax dengan 8 persen etanol jadi E8, dan Pertamax Turbo.
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan, jika nanti usulan tersebut dapat dibahas dan menjadi program pemerintah, harganya pun tentu akan diatur oleh pemerintah alias bakal disubsidi karena termasuk Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP).
“Tidak mungkin JBKP harganya diserahkan ke pasar karena ada mekanisme subsidi dan kompensasi di dalamnya,” terang Nicke.