Freeport Akan Reklamasi 920 Hektare Lahan Grasberg, Telan Rp 3,18 Miliar/Hektare

Kawasan eks tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia. Foto: Muhammad Darisman/kumparan

PT Freeport Indonesia (PTFI) terus melanjutkan proses reklamasi di lahan eks tambang Grasberg di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Tambang yang beroperasi selama kurang lebih 30 tahun itu kini sebagian besar telah dilakukan penghijauan kembali.

Saat kumparan mengunjungi Bunaken Overlook Grasberg Mine di ketinggian 4.285 meter di atas permukaan laut (MDPL), tampak sebagian besar sisi kiri dan kanan jalan ditumbuhi rumput hingga lumut.

Manager Grasberg Sena indrawiraguna menjelaskan, total sudah 60 persen proses reklamasi yang sudah dilakukan di lahan yang sudah tidak dioperasikan sejak 2020 itu.

Hingga tahun 2041, PTFI menargetkan untuk mereklamasi lahan hingga 920 hektare.

"Kita dari total sekitar 920-an hektare reklamasi atau revegetasi yang akan kita tuntaskan sampai yang tadi ya, yang area-area yang timbunan tadi, kita sudah sekitar 570-an hektare sudah kita tanami revegetasi," ujar Sena pada Selasa (10/12).

Kawasan eks tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia. Foto: Muhammad Darisman/kumparan

PTFI menyiapkan roadmap untuk kurun 5 tahunan dalam proses reklamasi ini. Pada tahun 2024 sesuai dengan target rencana reklamasi lima tahun, Freeport menarget lahan seluas 65 hektare. Kemudian selanjutnya seluas 35 hektare pada 2025 dan 35 hektare pada 2026.

Sena mengungkapkan, untuk keseluruhan proses reklamasi, dibutuhkan biaya setidaknya USD 200 ribu per hektare atau setara Rp 3,18 miliar (kurs dolar Rp 15.922).

Ini merupakan kisaran biaya yang diambil mulai dari proses penimbunan, kemudian batu gamping hingga 5 meter. Setelah itu, perlu dilakukan pelandaian lereng.

Dengan menggunakan data aktual 2023, total anggaran yang terpakai adalah sebesar USD 6,3 juta untuk semua kegiatan reklamasi PTFI di Grasberg. Meliputi penatagunaan lahan, revegetasi, manajemen ARD, dan pekerjaan sipil lainnya. Sehingga jika dibagi dengan total hektare reklamasi di tahun tersebut seluas 35 hektar maka per hektar didapatkan USD 180 ribuan.

Kawasan eks tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia. Foto: Muhammad Darisman/kumparan

"Ya tadi kan itu estimasi rata, sekitar USD 200 ribu per hektare. Itu varian, kadang sampai USD 180 ribu, kadang sampai USD 250 ribu," jelasnya.

Selama kurang lebih 30 tahun Grasberg beroperasi, lanjut Sena, total batuan bijih atau ore yang dihasilkan mencapai 1,4 miliar ton. Sementara overburden sebanyak 3,4 miliar ton.

"Nah dari 1,4 miliar ton tadi, rerata itu yang namanya grade ya, grade atau kandungan mineralnya, rerata itu sekitar 10 kilogram tembaga, dan sekitar 1 sampai 1,1 gram emas per tonnya," sambung Sena.