Freeport Indonesia Komitmen Tekan Emisi Gas Rumah Kaca hingga 30 Persen di COP27

9 November 2022 9:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presdir PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas. Foto: PTFI
zoom-in-whitePerbesar
Presdir PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas. Foto: PTFI
ADVERTISEMENT
PT Freeport Indonesia (PTFI) paparkan rencana perusahaan untuk menekan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 30 persen pada tahun 2030. Komitmen disampaikan di Conference of the Parties (COP) ke-27, United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), di Sharm el-Sheikh, Mesir, Minggu (6/11).
ADVERTISEMENT
Bersama dengan delegasi Indonesia, PTFI turut berkontribusi terhadap agenda iklim nasional untuk memperkuat target 2030 di Nationally Determined Contribution (NDC) sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Paris. Kontribusi tersebut tercermin dari upaya perusahaan untuk mengurangi emisi GRK sebesar 30 persen, sejak PTFI terakhir berpartisipasi dalam COP tahun lalu di Glasgow.
Dalam panel diskusi di Paviliun Indonesia yang mengusung tema Stronger Climate Action Together, PTFI diwakili Presiden Direktur Tony Wenas menegaskan prinsip keberlanjutan yang perusahaan usung.
“Tantangan dan dampak perubahan iklim memerlukan keterlibatan berbagai pihak agar bisa teratasi, tidak terkecuali sektor swasta. Pada tahun 2021, PTFI berhasil menurunkan emisi GRK hingga sebesar 22 persen, berkat inovasi dan komitmen yang berkesinambungan. Inovasi tersebut mencakup transisi menuju sumber energi liquified natural gas (LNG) yang memiliki emisi karbondioksida 40 persen lebih sedikit daripada batu bara, penggunaan kereta tambang listrik bawah tanah rendah emisi, dan operasi pembangkit tenaga listrik 168 MW berbahan bakar ganda dengan biodiesel,” jelas Tony dalam keterangannya, Rabu (9/11).
ADVERTISEMENT
Selain menjalankan strategi dan prinsip keberlanjutan, PTFI sebagai salah satu produsen tembaga terbesar di Indonesia akan memainkan peran penting dalam mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon, khususnya untuk infrastruktur energi terbarukan.
“Seiring dengan meningkatnya permintaan global terhadap tembaga, PTFI akan terus menyeimbangkan peningkatan produksi dalam kegiatan operasionalnya sambil memperkuat komitmennya terhadap keberlanjutan,” Tony menambahkan.
PTFI juga terus melanjutkan program reklamasi dan rehabilitasi lahan. Hingga tahun 2021, PTFI telah melakukan reklamasi batuan penutup di 432 hektare ekosistem sub-alpine, rehabilitasi di 962 hektare lahan dataran rendah, reklamasi di 1.160 hektare area tailing, penanaman mangrove di 480 hektare lahan, dan penanaman hingga lebih dari 5 juta pohon.
Upaya menyeluruh ini PTFI lakukan untuk mendorong penyerapan emisi karbon, melestarikan lingkungan sekitar area operasi, serta mendorong pencapaian target NDC Indonesia di tahun 2030 mendatang.
ADVERTISEMENT