Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
G20 Indonesia Diharapkan Perkuat Ekonomi RI di Tengah Ketidakpastian Global
24 Agustus 2022 14:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Presidensi G20 Indonesia diharapkan mampu memperkuat ekonomi dan kepentingan Indonesia di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian. Kepala Pusat Kajian Iklim Usaha dan Global Value Chain LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) Mohamad Dian Revindo mengatakan, Indonesia perlu jeli memandang dan memanfaatkan pergerakan kapital global.
ADVERTISEMENT
"Tujuannya agar memudahkan adaptasi proyeksi ekonomi nasional dan memudahkan adaptasi dalam dinamika ekonomi global," ujar Dian dalam Focus Group Discussion (FGD) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) mengenai G20 Indonesia, Rabu (24/8).
Ketua Program Studi Studi Wilayah Eropa Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG-UI) Henny Saptatia menjelaskan, pemerintah Indonesia juga perlu menyadari bahwa secara alamiah negara-negara kaya akan selalu menggunakan kekuatannya untuk memaksakan kepentingan mereka pada level global. Untuk itu, dia berharap Forum KTT G20 nantinya mampu menghadapi tantangan global yang menantang, seperti krisis pangan , energi, hingga ancaman inflasi .
“Negara-negara kaya menggunakan berbagai cara, seperti menggunakan pihak ketiga untuk membebankan eksternalitas negatif dari perekonomian dunia kepada negara-negara lemah. Padahal, penyumbang terbesar dari eksternalitas tersebut justru negara-negara kaya,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Henny menuturkan, situasi saat ini juga diperparah dengan kondisi global akibat konflik geopolitik yang membuat krisis energi, pangan dan keuangan. Oleh karenanya, Indonesia sebagai negara berkedaulatan diminta perlu memperjuangkan kepentingan nasional.
Ajang Presidensi G20 pun dinilai bisa menjadi momentum yang tepat untuk melindungi kepentingan nasional di tengah dinamika global. Pengamat Hubungan Internasional Universitas Pelita Harapan (UPH) Aleksius Jemadu menjelaskan, ajang G20 menjadi momentum yang tepat untuk mengomunikasikan kepentingan nasional. "Khususnya dari perspektif negara-negara kuat sehingga kepentingan Indonesia bisa diterima secara global," tambahnya.