Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
G20 Indonesia Rampung, Apa Dampaknya Bagi Perekonomian Domestik?
17 November 2022 17:33 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Rangkaian kegiatan Presidensi G20 Indonesia selama satu tahun ke belakang resmi berakhir usai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dilaksanakan pada 15-16 November 2022 kemarin.
ADVERTISEMENT
Selain perhelatan G20, berbagai side event atau forum di luar jadwal resmi juga telah dilaksanakan, misalnya Business 20 (B20 ), Parliament 20 (P20), Women 20 (W20), Religion 20 (R20), dan lain sebagainya.
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta Sebayang, menjelaskan seluruh rangkaian kegiatan di bawah naungan Presidensi G20 Indonesia tersebut menciptakan dampak baik bagi perekonomian global maupun domestik.
Dalam konteks perekonomian domestik, Arif mengatakan dampaknya terlihat dari sisi belanja pemerintah, pembukaan lapangan pekerjaan baru, serta pengembangan UMKM dan pengusaha daerah.
"Manfaatnya tentu dari belanja pemerintah mempersiapkan pertemuan-pertemuan G20, P20, B20, dan lain-lain, itu kan menggerakkan perekonomian di tingkat lokal," ujarnya saat Dialektika Demokrasi DPR, Kamis (17/11).
Dia melanjutkan, dengan bergeraknya ekonomi didorong oleh belanja pemerintah, dampaknya adalah penciptaan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dan terlibatnya UMKM untuk masuk dalam supply chain atau rantai pasok.
ADVERTISEMENT
"Menggerakan roda ekonomi artinya menciptakan lapangan kerja, terutama juga memberikan kesempatan usaha mikro kecil dan menengah, pengusaha daerah, untuk terlibat dalam ekosistem supply chain penyelenggaraan ini," jelas Arif.
Sementara itu, berdasarkan keterangan Anggota Komisi XI DPR Misbakhun, DPR dan pemerintah menyepakati anggaran penyelenggaraan G20 hampir mendekati Rp 700 miliar. Menurut Arif, hal ini memberikan efek ganda kepada perekonomian lokal.
"Itu tentu menghasilkan lapangan kerja, terutama bagi masyarakat di wilayah Bali. Tapi kan tidak semua pasokan datang dari Bali kalau untuk bahan-bahan, datang juga dari luar daerah," imbuh dia.
Salah satu gambaran peningkatan roda ekonomi ini, kata Arif, yakni dari pertumbuhan ekonomi Bali di kuartal III 2022 yang tumbuh 8,09 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional pada periode sama.
ADVERTISEMENT
"Tentu ada dampak-dampak ikutan, seperti mekanisme transaksi energi dengan komitmen USD 20 miliar, pandemic fund, penguatan arsitektur keuangan global, yang harus dikawal sehingga manfaatnya sepenuhnya bisa kita rasakan di kepentingan nasional," tandas Arif.