Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Gaet Kepesertaan Pekerja Informal Masih Jadi Tantangan BPJamsostek
26 November 2024 11:59 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Keikutsertaan pekerja dari sektor informal dalam jaminan sosial ketenagakerjaan menjadi tantangan yang dialami BPJamsostek . Hingga saat ini, keikutsertaan pekerja sektor informal baru mencapai 9,4 juta orang.
ADVERTISEMENT
“Saat ini 40,80 pekerja telah terlindungi di mana 31 juta di antaranya adalah pekerja formal, 5,6 juta pekerja konstruksi dan 9,4 juta adalah pekerja informal,” ungkap Direktur BPJamsostek Anggoro Eko Cahyo dalan Social Security Summit 2024 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, pada Selasa (26/11).
Saat ini status pekerja Indonesia didominasi pekerja informal dengan 60 persen dari jumlah pekerja yaitu 84,13 juta penduduk. Anggoro mengungkapkan saat ini ada 30,1 juta pekerja informal yang masuk golongan pekerja miskin.
“Ada 30,1 juta juta pekerja informal yang masuk ke golongan pekerja miskin yang dalam klasifikasi tersebut banyak petani, nelayan dan pekerjaan-pekerjaan rentan yang ada di data tersebut,” ujar Anggoro.
Merespons hal tersebut, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menilai masalah yang ada bukan hanya bagaimana meningkatkan kepesertaan sektor informal ke jaminan sosial ketenagakerjaan, namun juga bagaimana jaminan tersebut berdampak penting ke para peserta.
ADVERTISEMENT
“Isunya sekali lagi, saya berharap tidak hanya sebatas bagaimana meningkatkan kepesertaan dari (sektor) informal, walaupun itu saat ini masih menjadi tantangannya. Tapi benar-benar kemudian jaminan sosial ini menjadikan sesuatu buat mereka,” ujar Yassierli.
Untuk meningkatkan kinerja para pekerja sektor informal, Yassierli menuturkan Kemnaker memiliki balai vokasi yang dapat mendukung pelatihan para pekerja agar memiliki skill wirausaha.
“Kemudian saat ini kita sedang terus menggencarkan pelatihan-pelatihan wirausaha ni memang kita menginginkan pekerja informal yaitu lebih forward. Jadi bukan hanya sebatas informal by common sense. Ada skill di situ, ada hasil pelatihan di situ, ada coaching di situ,” tutur Yassierli.