Gandeng ADB, PLN Butuh USD 500 Miliar untuk Dekarbonisasi hingga 2060

2 November 2021 21:10 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penandatangan MoU PLN dan Asian Development Bank (ADB) untuk dukung pengurangan emisi. Foto: PLN
zoom-in-whitePerbesar
Penandatangan MoU PLN dan Asian Development Bank (ADB) untuk dukung pengurangan emisi. Foto: PLN
ADVERTISEMENT
PT PLN (Persero) bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) untuk mewujudkan target net zero emissions di 2060. Kerja sama ini dilakukan dengan penandatanganan MoU di sela rangkaian COP 26, di Glasgow, Senin (1/11) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Adapun lingkup kerja sama PLN dan ADB meliputi, studi kelayakan penuh mencakup aspek teknis dan finansial dari pengurangan pembangkit listrik tenaga batu bara. Juga evaluasi struktur pilot project Energy Transition Mechanism atau ETM dan mencari mekanisme lain yang sesuai, serta merancang program bantuan teknis transisi yang adil.
Wakil Menteri I BUMN Pahala Mansury menyebut PLN sebagai salah satu BUMN yang aktif dalam program dekarbonisasi. Kerja sama dengan ADB, kata dia, menjadi langkah PLN untuk mempercepat target tersebut.
"Kami sangat optimistis target dekarbonisasi bisa tercapai dengan adanya kerjasama yang baik antara PLN dan ADB. Ini merupakan langkah yang agresif dalam PLN mencapai net zero emission," ujar Pahala dalam sambutan MoU ADB - PLN regarding Energy Transition Mechanism, dikutip keterangan resminya, Selasa (2/11).
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, dalam skenario business as usual (BAU) bila Indonesia tak melakukan langkah dekarbonisasi, emisi Indonesia bisa meningkat di atas 4 miliar ton CO2 per tahun pada 2060. Di mana dua sektor penyumbang emisi tersebut adalah sektor transportasi dan kelistrikan.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) PLN. Foto: PLN
"Pada 2060, emisi sektor listrik bisa mencapai 0,92 miliar ton CO2 per tahun, dan emisi sektor transportasi bisa mencapai 0,86 miliar ton CO2 per tahun," jelas Zulkifli.
Adapun target Indonesia target netralitas karbon Indonesia yakni pada 2060 dan mewujudkan komitmen Nationally Determined Contribution (NDC) pada tahun 2030. Dia mengatakan, target tersebut bisa tercapai jika sektor kelistrikan dan transportasi melakukan dekarbonisasi. Berangkat dari situ, PLN menargetkan penyediaan listrik yang terjangkau, aman dan bersih untuk mendukung dekarbonisasi.
ADVERTISEMENT
Namun pada saat yang sama, PLN tetap harus memastikan pasokan listrik yang terjangkau dan aman. Sebab Indonesia pertumbuhan ekonomi dan konsumsi listrik per orang saat ini hanya 15 persen dari rata-rata negara G20.
Maka itu PLN merancang pengembangan energi ramah lingkungan, dengan menambah kapasitas pasokan listrik hampir 21 Gigawatt (GW) berasal dari energi baru terbarukan (EBT) pada 2030. Sejalan dengan itu, PLN akan menghentikan pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil dengan perencanaan yang matang dan komprehensif.
"Dalam jangka panjang, kami menargetkan emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat," tuturnya.
Penandatangan MoU PLN dan Asian Development Bank (ADB) untuk dukung pengurangan emisi. Foto: PLN
Untuk mencapai target tersebut, PLN membutuhkan dukungan dari semua pemangku kepentingan. Sebab PLN harus menginvestasikan lebih dari USD 500 miliar selama 40 tahun ke depan. Sehingga PLN membutuhkan akses ke pembiayaan hijau, hibah pembangunan, dan dukungan G2G.
ADVERTISEMENT
"Kami membutuhkan subsidi atau kompensasi untuk menghindari membebankan biaya tambahan kepada pelanggan. Kami juga membutuhkan dukungan dalam berbagi teknologi dan kemitraan dengan para pemimpin dalam pemanfaatan hidrogen dan penangkapan karbon. Serta dukungan kebijakan untuk mempercepat peralihan kendaraan listrik," paparnya.
Pada kesempatan yang sama, ADB Vice President Ahmed Saeed mengatakan, ADB sudah bekerja sama dengan Indonesia lebih dari 50 tahun. Kerja sama dengan PLN kali ini kata dia merupakan kesempatan baik untuk bisa bersama sama mencapai transisi energi menuju energi bersih.
Pembangkit Listrik PLN. Foto: PLN
Adapun Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara yang menjadi mitra ADB dalam ETM. Kerja sama ini akan berlaku tiga tahun dan bisa diperpanjang.
"Kesempatan ini sangat baik bagi kami dan PLN dalam mendukung Indonesia menuju transisi energi dari energi yang tinggi karbon menjadi energi bersih," katanya.
ADVERTISEMENT