Gandeng Singtel, Telkom Mulai Bangun Data Center 51 MW di Batam

21 Desember 2022 11:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kiri ke kanan: CEO Singtel Yuen Kuwan Moon, Dirut Telkom Ririek Adriansyah, Wamen BUMN II Kartika Wirjoatmodjo di acara groundbreaking data center di Batam, Rabu (21/12). Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kiri ke kanan: CEO Singtel Yuen Kuwan Moon, Dirut Telkom Ririek Adriansyah, Wamen BUMN II Kartika Wirjoatmodjo di acara groundbreaking data center di Batam, Rabu (21/12). Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mulai membangun data center di Batam, Kepulauan Riau, dengan menggandeng perusahaan telekomunikasi Singapura, Singtel. Pembangunan data center tersebut ditandai dengan groundbreaking yang dilakukan Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, pada Rabu (21/12).
ADVERTISEMENT
Data center tersebut menempati lahan seluas 5 hektare di Kabil Industrial Estate, Batam. Untuk tahap awal, proyek yang ditargetkan tuntas pada kuartal II 2024 ini, punya kapasitas 17 MW. Namun ke depannya akan terus dikembangkan hingga total kapasitasnya mencapai 51 MW.
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, menjelaskan data center yang dibangun ini merupakan kerja sama dengan Singtel. Perusahaan telekomunikasi milik pemerintah Singapura itu, selama ini sudah punya jalinan kerja sama yang kuat dengan Telkom Group. Di Telkomsel misalnya, Singtel memegang 35 persen saham perusahaan telekomunikasi selular itu.
"Data center di Batam ini kerja sama dengan Singtel yang merupakan perusahaan data center terbesar di Singapura," kata Ririek Adriansyah.
Telkom menandai groundbreaking pembangunan data center di Batam secara simbolis, dihadiri Wamen BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, Rabu (21/12). Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
Kerja sama dengan Singtel itu punya nilai strategis, karena salah satu pertimbangan memilih Batam sebagai lokasi pembangunan data center terbaru milik Telkom, adalah untuk menyasar potensi pasar Singapura yang wilayahnya berbatasan dengan Batam. Tentunya selain juga untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik Indonesia.
ADVERTISEMENT
Singapura menurut Ririek, merupakan super hub telekomunikasi terbesar di kawasan Asia Pasifik, selain Hong Kong. Kebutuhan data center di Singapura sangat besar, namun tidak dapat dipenuhi lagi di dalam negeri mereka sendiri karena keterbatasan pasokan listrik.
"Permasalahan Singapura saat ini kan supply energi mereka kurang. Listrik mereka kurang, sehingga mereka tidak mungkin lagi mengembangkan data center baru seperti tahun-tahun sebelumnya. Padahal kebutuhan Singapura masih besar, makanya di-supply dari 'sebelahnya' yakni Batam," lanjutnya.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik di data center ini, Telkom juga menggandeng Medco Energi Indonesia, yang akan memasuki energi ramah lingkungan berbasis gas.
Selain itu, Ririek menambahkan, Batam menjadi pilihan karena infrastruktur konektivitas dengan Singapura sudah terbangun dengan baik dan berlapis. Telkom melalui anak usahanya, Telin, memiliki tiga jaringan kabel bawah laut yang menghubungkan Batam-Singapura. Fasilitas itu akan bertambah jadi enam pada 2024. Keberadaan jaringan kabel bawah laut itu akan sangat mendukung bisnis data center tersebut.
ADVERTISEMENT