Ganjar Singgung Banyak BUMN Tunggak Proyek Swasta: Malu Dong

11 Januari 2024 15:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo menyampaikan gagasannya saat debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Kompleks GBK, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024). Foto: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
zoom-in-whitePerbesar
Calon presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo menyampaikan gagasannya saat debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Kompleks GBK, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024). Foto: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
ADVERTISEMENT
Capres 03, Ganjar Pranowo, menyinggung banyaknya BUMN yang menunggak pembayaran kepada perusahaan swasta. Hal ini juga dikeluhkan oleh para pengusaha yang tergabung Kadin Indonesia.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Juan Permata Adoe, menyampaikan keresahan tersebut kepada Ganjar. Menurut dia, sinergi antara BUMN dan swasta belum berjalan optimal sehingga playing of field sering tumpang tindih.
"Pertanyaan kami, dapatkah bapak membantu sinergi antara BUMN dan swasta agar sinergi ini memberikan kontribusi positif terhadap kegiatan ekonomi Indonesia, dan bapak melihat semua pengusaha yang besar adalah kontribusi pemerintah membantu mereka, tapi mereka ditugaskan juga untuk membantu pengusaha swasta bertumbuh bersama," ujarnya saat Dialog Capres Bersama Kadin, Kamis (11/1).
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, Ganjar pun bertanya apakah banyak perusahaan swasta yang belum dibayarkan BUMN. Juan menjawab ternyata banyak sekali.
"Hari ini saya kumpulkan data Pak, berapa kemudian supplier-supplier itu, mitra-mitra yang tidak terbayar. Malu dong. Kalau kita punya perusahaan pelat merah ndak bayar, malu lah kira-kira gitu ya," tegas Ganjar.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi gedung Kementerian BUMN. Foto: Abdurrohim Husain/Shutterstock
"Ini kok ngangguk semua, ini kayaknya korban-korban lagi ya," sambungnya.
Ganjar menuturkan, peran BUMN sangat besar untuk ekonomi Indonesia, jauh sebelum swasta eksis. Setelah distimulasi negara melalui BUMN, swasta bisa turut serta berbisnis.
"Sebenarnya negara ndak mencari uang toh, fasilitasin negara itu. Jadi kami dalam government betul-betul mengelola, pemerintah me-manage dan menstimulasi agar itu tumbuh," jelas Ganjar.
Hal ini, menurut Ganjar, juga ada kaitannya dengan banyaknya anak perusahaan BUMN. Saking banyaknya, perusahaan pelat merah juga memiliki cicit-cicit perusahaan.
"Maka begitu bapak tadi bicara monopoli, saya coba memahami memutar otak saya, ini kayaknya yang maksudnya BUMN punya cucu, punya anak, punya cicit, canggah, gantung siwur, akhirnya swasta tidak ada peran," tegasnya.
ADVERTISEMENT