GAPKI Teken MoU dengan Uzbekistan, Punya Potensi Pasar 70 Ribu Ton CPO

15 September 2023 14:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gabungan Pengusaha Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Asosiasi Perusahaan Industri Minyak dan Lemak Republik Uzbekistan (Uzyogmoysanoat) terkait kerja sama bilateral pada sektor minyak kelapa sawit.
ADVERTISEMENT
GAPKI melihat Uzbekistan merupakan mitra bisnis yang ideal bagi Indonesia dengan potensi pasar yang besar, dan merupakan mitra dagang kedua terbesar di Asia Tengah setelah Kazakhstan. Berdasarkan data KBRI Tashkent, Uzbekistan membutuhkan sekitar 60.000 sampai 70.000 ton CPO per tahun.
“Sebagai salah satu produsen dan pengguna minyak nabati terkemuka di Asia Tengah, Uzbekistan memiliki potensi untuk menjadi pusat regional untuk produksi dan manajemen minyak nabati. Selain itu, lokasi geografis Uzbekistan yang strategis yakni berada di tengah-tengah kawasan Asia Tengah diharapkan dapat menjadi penghubung dengan negara-negara di sekitar," kata Ketua Umum GAPKI Eddy Martono dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (15/9).
Indonesia merupakan produsen dan eksportir kelapa sawit terbesar di dunia. Saat ini lebih dari 150 negara importir sawit Indonesia di seluruh dunia termasuk Asia Tengah meskipun angkanya masih kecil. Menurut Eddy, salah satu hambatan dagang untuk masuk ke pasar Asia tengah adalah isu logistik.
Pekerja mengangkut buah kelapa sawit di kawasan PT Perkebunan Nusantara II, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (2/6/2023). Foto: ANTARA FOTO/Yudi
“Kami sangat antusias dengan peresmian kemitraan ini, sekaligus memperkenalkan aspek keberlanjutan industri kelapa sawit Indonesia melalui Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) sebagai persyaratan bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit serta membuka peluang ekspor dan investasi industri sawit Indonesia di Uzbekistan dan negara nontradisional lainnya di Asia Tengah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ketua Asosiasi Uzyogmoysanoat, Oybek Zuparov, juga menyampaikan keinginannya untuk belajar dari Indonesia perihal pengembangan industri kelapa sawit, serta pengolahan minyak kelapa sawit di Uzbekistan.
“MoU ini merupakan bukti dari nilai dan komitmen bersama kedua negara dalam meningkatkan produksi dalam negeri melalui kerja sama dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan praktik terbaik di bidang pengolahan kelapa sawit dalam meningkatkan volume perdagangan bilateral antara kedua negara," kata Zuparov.