Gara-gara Corona, Erick Thohir dan Bahlil Tata Ulang Proyek-proyek BUMN

30 Maret 2020 18:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir meninjau RS Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran. Foto: Dok. Kementerian BUMN
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir meninjau RS Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran. Foto: Dok. Kementerian BUMN
ADVERTISEMENT
Meluasnya penyebaran virus corona di dalam negeri menggangu ekonomi nasional. Sejumlah proyek BUMN pun terdampak karena ruang gerak manusia harus dibatasi.
ADVERTISEMENT
Bersama dengan Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan harus menata ulang proyek-proyek BUMN. Dia meminta direksi BUMN memilah proyek mana yang harus jalan dan yang terpaksa ditunda.
Penegasan sinergi ini dilakukan dalam Nota Kesepahaman tentang Koordinasi Tugas dan Fungsi Lingkup Kementerian Badan Usaha Milik Negara dan BKPM di kantor Erick.
"Saya ingin pastikan kami jalan terus, tapi direksi BUMN pastikan mana yang terus, mana yang ditunda. Inilah Kepala BKPM ingin bantu memastikan proyek ini tetap berjalan, konkretnya sudah terjadi dengan datang ke Jawa Timur, masalah-masalah diselesaikan," kata Erick dalam konferensi pers online, Senin (30/3).
Meninjau kembali peta proyek-proyek BUMN karena banyak yang skalanya besar dan masuk proyek strategis nasional. Dua di antaranya adalah proyek kelistrikan 35 ribu mega watt oleh PT PLN (Persero) dan pembangunan kilang-kilang milik PT Pertamina (Persero).
ADVERTISEMENT
Erick ingin kedua proyek ini tetap jalan karena menyangkut rantai pasok energi bagi masyarakat di masa mendatang mulai dari penerangan, bahan bakar energi terbarukan, hingga pabrik petrokimia yang memiliki diversifikasi produk.
"Banyak proyek strategis yang harus kita lakukan. Salah satunya, ini ada Dirut PLN, bagaimana proyek 35.000 megawatt tetap berjalan, tapi tentu dengan adanya penurunan ekonomi, tadi kepala BKPM sudah mapping kebutuhan lahan industri yang bisa disinergikan. Jadi proyek ini tetap jalan, jangan sampai ketika butuh listrik, adanya mobil listrik, kita terlambat lagi," jelasnya.
Ada proyek 6 kilang yang dikerjakan Pertamina, 2 di antaranya merupakan pembangunan kilang baru atau Grass Root Refinery (GRR) yakni GRR Tuban dan GRR Bontang.
Sedangkan 4 sisanya modifikasi kilang atau Refinery Development Master Plan (RDMP) yakni RDMP Cilacap, RDMP Balongan, RDMP Balikpapan, dan RDMP Plaju. Semua proyek menyedot dana besar dan bermitra dengan investor asing.
Sejumlah petugas mengamati replika Kereta Cepat di Casting Yard 1 KM 26 Tol Jakarta-Cikampek, Cikarang Utama, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (30/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Erick juga memastikan proyek jalan terus. Hanya saja, dia menyebut ada penundaan karena banyak pekerja asal China belum bisa masuk lagi ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Saya rasa jangan tunda-tunda yang tidak perlu ditunda. Jadi yang namanya KPI (Key Performance Index), terutama yang ditargetkan bapak presiden, kita jalan terus termasuk kereta cepat. Cuma memang saat ini karena kondisi partner kita dengan China tentu pekerja asingnya belum bisa masuk tentu pasti ada delay, tapi proyek masih jalan terus," terangnya.
Meski begitu, Erick belum bisa menyebutkan secara detail proyek mana yang ditinjau ulang. Dalam konferensi pers singkat tadi, Erick juga menghadirkan banyak direktur utama BUMN pemilik proyek strategis. Mapping ulang proyek-proyek ini akan dilaporkan ke Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Nanti kami akan presentasi setelah dapat approval dari Kemenkeu, ada yang PMN, ada yang modal sendiri, ini mapping dulu. Tapi kita tidak mungkin melakukan ini tanpa koordinasi yang jelas antara kementerian, karena sekarang yang penting stimulus ekonomi untuk corona virus ini, tapi yang pasti dalam proyek-proyek yang dalam KPI, kita akan jalan terus," ujarnya.
ADVERTISEMENT