Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Garam untuk Farmasi Didominasi Impor, Produksi Lokal Cuma 2 Ribu Ton/Tahun
24 Januari 2025 16:26 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kementerian Perindustrian (Kemenperin ) menyebutkan kebutuhan garam untuk industri farmasi terus meningkat. Sementara pemenuhan dari dalam negeri sangat terbatas, sehingga saat ini masih didominasi impor.
ADVERTISEMENT
"Agar industri meningkatkan kapasitas industri garam farmasi nasional yang tersertifikasi CPPOB (Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik) menjadi 10 ribu ton per tahun. Saat ini baru sekitar 2 ribu ton per tahun," ujar Wiwik saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (24/1).
Sementara itu, Kepala BPOM Taruna Ikrar menjelaskan garam farmasi sangat dibutuhkan untuk industri kesehatan, seperti Natrium Klorida (NaCl) yang merupakan cairan infus. Namun sayangnya, produk ini pun masih didominasi impor. Taruna menyebut, baru ada dua industri lokal yang memproduksi garam farmasi.
ADVERTISEMENT
"Garam farmasi juga kita tahu sekarang ini masih mayoritas, kayak misalnya pembuatan natrium klorida dan sebagainya, itu masih impor juga. Untuk dalam negeri kita sudah keluarkan sertifikat secara komponen baru 2 ya," kata Taruna saat mengunjungi PT Equilab International, Jakarta, Jumat (24/1).
Taruna juga berharap agar garam farmasi bisa lebih banyak diproduksi oleh industri dalam negeri. Ia pun menyinggung cita-cita Presiden Prabowo agar Indonesia tak hanya bisa swasembada pangan, tapi juga dari mandiri obat.
Menurut Taruna, Equilab International menjadi salah satu laboratorium uji klinis, bioavailabilitas, pharmacogenetics, dan pharmacodynamic yang ada di Indonesia. Taruna mengatakan, adanya Equilab ini memiliki peran agar Indonesia bisa menekan impor obat hingga garam farmasi, karena sudah mendapatkan sertifikat BPOM dan International Standard Organization (ISO).
ADVERTISEMENT
"Jadi ternyata kami sudah keliling itu sudah sesuai semuanya standar. Dan kita cukup bergembira karena Equilab ini salah satu lembaga uji klinis yang cukup dan sangat bagus reputasinya di Asia, Asia Tenggara. Itu bukan hanya di Indonesia, itu yang pertama," tambahnya.