Garuda Indonesia Akui Pendapatan Berdarah-darah Jika Tak Mampu Nambah Pesawat

3 Juli 2024 18:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Garuda Indonesia. Foto: Markus Mainka/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia. Foto: Markus Mainka/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menyebutkan tidak percaya diri bahwa pendapatan perseroan bisa meningkat jika tidak menambah jumlah armada.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengungkapkan pendapatan perusahaan bahkan akan babak belur jika target penambahan armada tidak bisa tercapai.
"Kalau kita tidak nambah pesawat, berdarah-darah kita untuk naikin (pendapatan), kerja kita terlalu keras. Tapi kalau kita nambah, kebanyakan masalah juga, jadi ini memang mesti sangat konservatif, sangat hati-hati," ujarnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR, Rabu (3/7).
Adapun Garuda Indonesia mencatat pendapatan di kuartal I 2024 sebesar USD 411 juta, lebih tinggi dari pencapaian kuartal I 2023. Dia meyakini, pendapatan perseroan bisa mencapai USD 3 miliar tahun ini, atau naik tipis dari tahun 2023 sebesar USD 2,9 miliar.
"Kalau trennya, mestinya angka di atas USD 3 miliar sebagai pendapatan lebih mudah kita bisa capai," ungkap Irfan.
ADVERTISEMENT
Irfan memaparkan perseroan menargetkan penambahan 8 armada baru tahun ini, yaitu 4 armada wide body dan 4 narrow body. Penambahan armada juga termasuk 1 armada yang berkontrak tahun lalu, sehingga totalnya 9 armada di tahun ini.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Irfan Setiaputra usai diskusi mengenai tantangan industri transportasi udara Indonesia dalam menghadapi unruly passenger dan aerophobia di Jakarta, Kamis (20/6/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Setelah proses restrukturisasi atau sejak tahun 2023, Garuda Indonesia tercatat memiliki 71 armada yang terdiri dari 41 pesawat narrow body dan 30 wide body.
Bahkan, Irfan meyakini permintaan Anggota Komisi VI DPR Harris Turino yaitu pendapatan Garuda Indonesia bisa mencapai USD 4,5 miliar di tahun 2025 bisa tercapai, jika penambahan armada sesuai target.
"Mestinya bisa kalau kita bisa mendapatkan penambahan pesawat, mestinya 4 (miliar) bisa, kalau kita sudah teruji dengan restrukturisasi mestinya 4 tidak masalah," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Selain dari pembelian tiket pesawat, Garuda Indonesia juga memiliki ruang peningkatan pendapatan yang signifikan dari ancillary revenue, atau tambahan pendapatan lain yang masih berkaitan dengan penumpang, seperti Garuda Miles.
"Saya mau share tahun lalu itu on average atau paling tinggi USD 3 juta sebulan, generate dari situ, sekarang sudah USD 5,5 juta, target mereka adalah USD 10 juta setiap bulan ancillary revenue dan marginnya itu sangat sehat mendekati 80 persen," tuturnya.