Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Garuda Indonesia Berencana Sewa 15 Pesawat untuk Haji 2024
22 November 2023 22:03 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) berencana menggunakan sebagai besar pesawat sewa dalam penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 1445 H/2024. Di mana, dari kebutuhan 15 pesawat, 4 di antaranya akan menggunakan pesawat milik perusahaan dan 11 lainnya akan sewa.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan, keputusan penggunaan 4 pesawat perusahaan karena musim haji bersamaan dengan musim libur.
“Tentu saja kita memastikan bahwa pelayanan kita terhadap penerbangan reguler itu tetap berlangsung, seperti biasa tidak dipengaruhi,” jelasnya di kompleks DPR, Rabu malam (22/11).
Meski begitu, jumlah pesawat sewa masih dalam koordinasi perhitungan internal Garuda Indonesia. Namun yang pasti, sebagian besar pesawat akan menggunakan pesawat sewaan.
“Kita masih mau hitung-hitung lagi. Bisa jadi nanti jadi 10-5 atau 12-3. Masih terus begini proses di internalnya gitu,” tambah dia.
Adapun jumlah 15 pesawat itu sudah mengakomodir tambahan 10 ribu jemaah haji, menjadi 119.500 jemaah di tahun depan.
Masih Negosiasi Pesawat Sewaan
Irfan juga mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan negosiasi sesuai dengan ketetapan pemerintah yang kemudian nanti akan dilanjutkan dengan kontrak bersama departemen Agama.
ADVERTISEMENT
“Alhamdulillah karena bisa diputuskan jauh hari ini seperti ini, kita harapkan bulan Desember kita punya cukup waktu untuk mencari pesawat yang lebih tepat, dengan harga yang sesuai dengan asumsi yang kita masukkan di penawaran ini,” katanya.
Sebelumnya, Irfan mengakui hingga saat ini baru mengamankan 8 pesawat sewaan. Pasalnya, pasar sewa pesawat saat ini sangat menantang karena banyak sekali maskapai penerbangan yang kekurangan pesawat. Faktor kedua, dari sisi manufacturing ada delay produksi pesawat.
“Tapi sangat sulit saat ini memang harus diakui, tapi Alhamdulillah kita punya hubungan baik dengan banyak pihak, jadi masih banyak penawaran yang masuk yang kita sedang riset,” tutur Irfan.