Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Garuda Indonesia Kantongi USD 1,62 Miliar Semester I 2024, Naik 16,27 Persen
1 Oktober 2024 16:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Emiten dengan kode GIIA, PT Garuda Indonesia Persero Tbk berhasil membukukan pendapatan sebesar USD 1,62 miliar atau sekitar Rp 246 triliun (kurs Rp 15.206) sepanjang semester I 2024. Perolehan pendapatan tersebut naik 18,27 persen dibandingkan USD 1,37 miliar pada semester I tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Pendapatan usaha ini selaras dengan pertumbuhan jumlah penumpang di sepanjang Semester 1-2024 sebanyak 11,53 juta penumpang. Angka ini naik signifikan 27,40 persen dibandingkan dengan Semester I-2023 yaitu 9,05 juta penumpang.
Capaian angkutan penumpang sampai dengan Juni 2024 tersebut berasal dari Garuda Indonesia sebanyak 5,27 juta penumpang dan Citilink sebanyak 6,27 juta penumpang.
“Hingga pertengahan tahun 2024, Garuda Indonesia secara bertahap berhasil mengimplementasikan sejumah langkah strategis optimalisasi kinerja baik dari aspek layanan dan aspek operasional, termasuk menghadirkan rangkaian inisiatif yang dapat meningkatkan performa kinerja perusahaan terutama dari sisi pendapatan usaha,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam keterangan resminya, Selasa (1/10).
Irfan mencatat beberapa kontribusi perolehan peningkatan pendapatan usaha sepanjang semester I tersebut berasal dari penerbangan berjadwal sebesar USD 1,27 miliar, penerbangan tidak berjadwal sebesar USD 177,97 juta atau tumbuh 24,93 persen dibanding semester I tahun 2023 yakni USD 142,46 juta.
ADVERTISEMENT
"Serta pendapatan lainnya yang meningkat hingga 33,01 persen dari sebelumnya USD 126 juta menjadi USD 167,6 juta," kata Irfan.
Pria lulusan ITB Banding ini bilang, kinerja positif perusahaan juga terefleksikan di paruh pertama tahun 2024 di antaranya dari sisi pertumbuhan EBITDA sebesar 14,91 persen yakni menjadi USD 416,48 juta. Angka ini membaik dari periode semester 1-2023 sebesar USD 362,40 juta.
Kemudian, Garuda Indonesia juga turut membukukan operating revenue sebesar USD 1,62 miliar di periode Semester 1 tahun 2024 atau tumbuh 18,27 persen (yoy).
"Tidak dapat dipungkiri ditengah fase industri penerbangan global yang masih terus bergerak dinamis pasca pandemi, penguatan profitabilitas Perusahaan masih menjadi tantangan utama yang terus kami akselerasikan,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dengan konsistensi pertumbuhan kinerja yang tumbuh positif dari segi pendapatan usaha, Irfan yakin Garuda Indonesia secara bertahap dapat terus mempertahankan kinerja positif hingga akhir tahun 2024.
“Hal ini yang terus kami maksimalkan melalui fokus peningkatan alat produksi, optimalisasi jaringan penerbangan melalui kolaborasi strategis, hingga memperluas portofolio bisnis pada lini ancillary revenue,” tutur dia.
Lebih lanjut, Garuda Indonesia terus meningkatkan akselerasi pemenuhan kewajiban usaha melalui penyelesaian pelunasan Sebagian atas Surat Utang dan Sukuk sebagai wujud langkah perbaikan struktur permodalan dalam rangka penyehatan kinerja Perusahaan yang berhasil dirampungkan di awal tahun lalu.
Kemudian Garuda Indonesia berhasil menyelesaikan operasional haji tahun 2024 dengan pencatatan kenaikan jumlah penumpang dibandingkan angkutan pada periode tahun sebelumnya sehingga turut menyumbang catatan positif di perolehan pendapatan penerbangan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penyampaian laporan keuangan konsolidasi periode sampai dengan bulan Juni 2024 ini turut menindaklanjuti salah satu inisiatif strategis Garuda Indonesia yaitu pengalihan kepemilikan hanggar dan fasilitas pendukungnya kepada entitas usahanya PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI).
Aksi pengalihan kepemilikan hanggar ini sebagai penyertaan modal secara non-tunai (inbreng). Melalui aksi korporasi tersebut nantinya akan menambah kepemilikan saham Garuda Indonesia di GMF.