Garuda Indonesia Masih Kaji Rencana Gabung Holding Pariwisata InJourney

24 Februari 2024 11:01 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Garuda Indonesia. Foto: KeleX Pictures/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia. Foto: KeleX Pictures/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) masih mengkaji rencana bergabung ke dalam naungan PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau Holding BUMN Pariwisata dan Aviasi (InJourney).
ADVERTISEMENT
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Plh Direktur Utama Garuda Indonesia, Tumpal Manumpak Hutapea, menyebutkan proses diskusi aksi korporasi ini masih berlangsung intensif.
"Perseroan saat ini tengah dalam proses penyusunan kajian dan eksplorasi atas opsi-opsi yang ada, serta diskusi intensif dengan pihak-pihak terkait," ujarnya, dikutip kumparan, Sabtu (24/2).
Mengenai progres dari penjajakan penggabungan ini, kata Tumpal, akan perseroan sampaikan lebih lanjut jika terdapat perkembangan signifikan berkaitan dengan proses maupun realisasi rencana strategis tersebut.
Tumpal menyebutkan, Garuda Indonesia memandang positif dan mendukung rencana penggabungan tersebut, yang akan dilandasi dengan kajian serta asesmen yang prudent terhadap outlook bisnis perseroan.
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia dan pesawat Citilink. Foto: aiyoshi597/Shutterstock
Dia melanjutkan, berbagai aspek substantif terkait rencana penggabungan tersebut tengah dikaji secara seksama dan berkelanjutan bersama dengan Kementerian BUMN serta pemangku kepentingan terkait lainnya.
ADVERTISEMENT
"Hal ini selaras dengan tujuan KBUMN dalam upaya memperkuat ekosistem industri transportasi udara nasional menuju industri yang semakin berdaya saing," lanjut Tumpal.
Tumpal memastikan, tidak ada informasi material yang dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis atau mempengaruhi harga saham Garuda Indonesia. "Perseroan akan senantiasa memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya di bidang Pasar Modal," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menuturkan Garuda Indonesia akan menjual sebagian sahamnya kepada InJourney tahun depan. Namun, sebelum itu perseroan masih dalam proses penyehatan internal.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo di Ritz Carlton Pacific Place, Senin (6/11/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
"Garuda lagi kita sehatkan lagi, jadi kalau Garuda mungkin tahun depan akan kita masukkan sebagian sahamnya ke InJourney," ungkapnya saat ditemui Telkom Hub, Jumat (29/12).
Tiko, sapaan akrab Kartika, mengatakan penggabungan maskapai BUMN di bawah InJourney akan terlaksana di kuartal I 2024. Hal ini menyusul rampungnya merger atau integrasi PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports.
ADVERTISEMENT
Nantinya, PT Garuda Indonesia Tbk (Persero), PT Citilink Indonesia, dan PT Pelita Air Service (PAS) akan terintegrasi menjadi Subholding Aviasi di bawah PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney).
Namun, keputusan apakah Pelita Air akan dileburkan di dalam Garuda Indonesia Group atau langsung di bawah naungan InJourney baru akan ditentukan setidaknya di kuartal I 2024.
"Pelita akan kita kaji, apakah mau ke Garuda atau mau ke InJourney langsung itu sedang kita kaji, tapi mungkin triwulan I akan kita kerjain nanti," lanjut Tiko.
Tiko menyebutkan, kemungkinan besar Pelita Air tidak akan menjadi bagian dari Garuda Indonesia Group. Namun terlepas dari pembahasan itu, integrasi maskapai di InJourney dipastikan akan terjadi.
"Pasti sebagian sahamnya. Kalau Citilink kan ikut Garuda langsung dia ikut di bawahnya Garuda. Pelita mungkin langsung ke InJourney," pungkasnya.
ADVERTISEMENT