Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) harus memutar otak untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19. Maskapai penerbangan milik negara itu ramai dikabarkan terancam pailit karena bisnis aviasi sedang anjlok.
ADVERTISEMENT
Sebelum mengalami kesulitan seperti saat ini, maskapai penerbangan milik negara itu terbilang cukup bisa diandalkan dengan bukti beragam prestasi yang diraihnya.
Berikut ini sejarah awal mula Garuda Indonesia sampai terancam bangkrut:
Penerbangan Komersial Pertama dan Lahirnya Garuda Indonesian Airways
Berdasarkan informasi dari website resmi Garuda Indonesia, penerbangan sipil Indonesia tercipta pertama kali berdasarkan inisiatif Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). AURI menyewakan pesawat yang dinamai Indonesian Airways kepada pemerintah Burma pada 26 Januari 1949. Peran Indonesian Airways pun berakhir setelah disepakatinya Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949.
Tak lama setelah itu atau tepatnya saat ditandatanganinya perjanjian KMB pada 1949, Belanda wajib menyerahkan seluruh kekayaan pemerintah Hindia Belanda kepada pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) termasuk maskapai KLM-IIB (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij- Inter-Insulair Bedrijf). KLM-IIB merupakan anak perusahaan KLM setelah mengambil alih maskapai swasta K.N.I.L.M (Koninklijke Nederlandshindische Luchtvaart Maatschappij) yang sudah eksis sejak 1928 di area Hindia Belanda.
Selanjutnya, pada 21 Desember 1949 dilaksanakan perundingan lanjutan dari hasil KMB antara pemerintah Indonesia dengan maskapai KLM mengenai berdirinya sebuah maskapai nasional. Presiden Soekarno memilih dan memutuskan Garuda Indonesian Airways atau GIA sebagai nama maskapai ini.
ADVERTISEMENT
Dalam mempersiapkan kemampuan staf udara Indonesia, maka KLM bersedia menempatkan sementara stafnya untuk tetap bertugas sekaligus melatih para staf udara Indonesia. Pada masa peralihan ini, Direktur Utama pertama GIA merupakan orang Belanda, Dr. E. Konijneburg. Armada pertama GIA pertama pun merupakan peninggalan KLM-IIB.
Penerbangan Perdana Garuda Indonesia Airways
Sehari setelah pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda atau tanggal 28 Desember 1949, dua buah pesawat Dakota (DC-3) berangkat dari bandar udara Kemayoran, Jakarta menuju Yogyakarta untuk menjemput Soekarno dibawa kembali ke Jakarta. Hal itu sekaligus menandai perpindahan kembali Ibukota RI ke Jakarta. Sejak saat itu lah GIA terus berkembang hingga dikenal sekarang sebagai Garuda Indonesia.
Setahun kemudian, Garuda Indonesia menjadi perusahaan negara. Pada periode tersebut, Garuda Indonesia mengoperasikan sebanyak 38 armada yang terdiri dari 22 DC-3, 8 Catalina kapal terbang, and 8 Convair 240. Armada Garuda Indonesia terus bertambah dan berhasil melaksanakan penerbangan pertama kali ke Makkah membawa jemaah haji dari Indonesia pada tahun 1956. Tahun 1965, penerbangan pertama kali ke negara-negara di Eropa dilakukan dengan Amsterdam sebagai tujuan terakhir.
ADVERTISEMENT
Prestasi Garuda Indonesia
Garuda Indonesia berhasil mencatatkan sejumlah pengakuan internasional di antaranya adalah pencapaian sebagai The Worlds Best Economy Class dari TripAdvisor Travelers Choice Awards, Maskapai Bintang Lima/ 5-Star Airline sejak tahun 2014, Top 10 World’s Best Airline Skytrax 2017, The World’s Best Cabin Crew selama lima tahun berturut-turut sejak 2014.
Selain itu, pada tahun 2017 lalu, Garuda Indonesia juga berhasil meraih predikat Bintang 5 dari Airline Passenger Experience Association (APEX), sebuah asosiasi nirlaba untuk peningkatan pengalaman penumpang penerbangan yang berkedudukan di New York, Amerika Serikat.
Terlilit Utang dan Tawarkan Pensiun Dini ke Karyawan
Seiring berjalannya waktu, Garuda Indonesia mengalami kesulitan dan terlilit utang. Utang perseroan saat ini mencapai Rp 70 triliun. Jumlahnya diperkirakan akan terus menggunung.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan utang perusahaan akan bertambah lebih dari Rp 1 triliun setiap bulannya, sedangkan pendapatan terus turun karena bisnis penerbangan penumpang seret.
Menurut dia, bulan ini menjadi salah satu bulan terburuk karena pendapatan perusahaan diprediksi hanya USD 56 juta, sementara bayar sewa pesawat USD 56 juta, maintenance USD 20 juta, biaya avtur USD 20 juta, bayar pegawai USD 20 juta.
Kondisi itu juga membuat manajemen menawarkan pensiun dini ke karyawan yang dibuka mulai 19 Mei 2021 hingga 19 Juni 2021. Irfan mengungkapkan karyawan yang akan mengambil dan bersedia ikut dalam pensiun dini akan memperoleh hak sesuai pasal 64 Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
"Yaitu 2 kali pesangon, 1 kali uang penghargaan masa kerja, uang pengganti hak, dan tiket konsesi buat mereka yang masih kerja aktif di atas 16 tahun," katanya dalam pertemuan internal Garuda Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain komponen-komponen tersebut yang tercantum di pasal 62 PKB, Irfan mengungkapkan manajemen akan menambahkan 2 kali penghasilan bulanan. Kemudian kompensasi atas sisa cuti yang belum diambil, kompensasi atas casual sickness tahun 2020, tunjangan tengah tahun 2020 dan tahun 2021 bagi yang eligible (berhak).
"Juga bantuan istirahat tahunan 2020 dan 2021 bagi yang eligible dan belum dibayarkan, dan tentu saja pembayaran penghasilan yang selama ini kita tunda dan menjadi hak teman-teman sekalian," kata Irfan.
Informasi itu didapat dari rapat internal Garuda Indonesia ini tersebar ke publik dalam bentuk rekaman audio. Dalam keterangannya di Bursa Efek Indonesia, Garuda Indonesia mengatakan telah mengatur secara tegas mengenai larangan penyebarluasan informasi internal mengacu kepada aturan yang berlaku di perseroan.
ADVERTISEMENT
Garuda Indonesia Sedang Berjuang Agar Tak Dipailitkan
Kondisi keuangan maskapai nasional Garuda Indonesia kini tengah mengkhawatirkan. Pandemi corona telah menggerus pendapatan sehingga perusahaan harus melakukan efisiensi.
Komisaris Independen Garuda Indonesia, Yenny Wahid, mengaku mendapat banyak pertanyaan soal kondisi Garuda Indonesia. Dia mengatakan saat ini tengah berjuang keras.
"Banyak yg tanya soal Garuda. Saat ini kami sedang berjuang keras agar Garuda tdk dipailitkan. Problem warisan Garuda besar sekali, mulai dari kasus korupsi sampai biaya yang tdk efisien. Namun Garuda adalah national flag carrier kita. Harus diselamatkan. Mhn support & doanya," tulis Yenny Wahid dalam akun twitternya @yennywahid.