Garuda Indonesia Nego ke Airbus Tunda Pengiriman 4 Pesawat Baru

14 Juli 2020 14:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900 Neo. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900 Neo. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) tengah melakukan negosiasi dengan Airbus untuk menunda pengiriman pesanan empat pesawat baru.
ADVERTISEMENT
Langkah itu dilakukan menyusul kondisi keuangan perusahaan yang tengah sulit. Pendapatan Garuda tertekan karena banyak pesawat tidak bisa terbang selama pandemi COVID-19.
"Tahun ini seharusnya Garuda menerima 4 pesawat Airbus. Kami sedang negosiasi dengan Airbus untuk menunda penerimaan itu," kata Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, dalam rapat bersama Komisi VI DPR, Selasa (14/7).
Sayangnya Irfan tidak merinci pesawat Airbus tipe apa yang sedang negosiasi agar ditunda pengirimannya. Ini bukan kali pertama Garuda menunda pengiriman pesanan pesawat baru.
Menurut Irfan, jauh sebelum pandemi, Garuda juga sempat menunda kedatangan pesawat Boeing 737 MAX 8. Penundaan ini merupakan buntut insiden kecelakaan yang menimpa Lion Air dan Ethiopia Airlines.
Adapun saat kecelakaan terjadi, kedua maskapai tersebut menggunakan Boeing seri 737 MAX 8 seperti yang juga dipesan Garuda Indonesia.
ADVERTISEMENT
Irfan mengatakan, dalam kontrak pembelian Garuda sejatinya telah memesan pesawat jenis tersebut sebanyak 50 unit. Hingga sebelum keputusan penundaan, Garuda baru menerima 1 pesawat yang saat ini di-grounded.
"Secara kontrak kami seharusnya menerima 49 pesawat," ujarnya.
Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900 Neo. Foto: Iqbal FIrdaus/kumparan

Garuda Indonesia Merumahkan Karyawan

Irfan tidak menampik penundaan pengiriman pesawat ini juga berdampak pada sumber daya manusia di maskapai pelat merah tersebut.
Menurut Irfan, memesan pesawat, perseroan telah mempersiapkan struktur personalia mengikuti proyeksi tambahan pesawat baru, penambahan penumpang, hingga penambahan rute.
"Kami menyadari cukup tinggi biaya personal karena struktur personel itu selalu mempersiapkan jauh di depan. Memperkirakan, tumbuhnya jumlah penumpang dan kedatangan pesawat baru," ujarnya.
Dengan adanya penundaan pengiriman pesawat, maka Garuda juga harus melakukan penyesuaian terhadap jumlah karyawannya. Sejak Mei 2020, Garuda sudah merumahkan sekitar 800 karyawan dengan status tenaga kerja kontrak atau Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) selama tiga bulan terhitung sejak 14 Mei 2020.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini diambil untuk memastikan keberlangsungan perusahaan, di tengah kondisi operasional penerbangan yang belum kembali normal sebagai dampak pandemi COVID-19.