Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Garuda Indonesia Raup Pendapatan Konsolidasi USD 3,42 Miliar Sepanjang 2024
27 Maret 2025 10:49 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pendapatan usaha konsolidasi tahun 2024 tumbuh 16,34 persen dari tahun sebelumnya USD 2,94 miliar menjadi USD 3,42 miliar.
ADVERTISEMENT
Aspek pendapatan lain terpantau tumbuh sebesar 25,79 persen menjadi USD 340,37 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini ditunjang oleh kinerja anak usaha Garuda Indonesia, di antaranya GMF AeroAsia yang menyumbang pendapatan pemeliharaan dan perbaikan pesawat sebesar USD 102,71 juta, dengan peningkatan 18,54 persen yoy (year on year), dan Aerowisata yang mencatatkan pendapatan biro perjalanan sebesar USD 40,96 juta, atau meningkat 37,12 persen.
Di sisi lain, maskapai pelat merah ini masih mencatatkan kerugian bersih sebesar USD 69,78 juta, beban usaha juga mengalami kenaikan sebesar 18,32 persen. Ini disebabkan oleh peningkatan beban pemeliharaan dan perbaikan pesawat, di mana pada tahun 2024 ada sejumlah pesawat yang memasuki jadwal perawatan besar (overhaul).
Pada tahun 2024, pendapatan lain-lain bersih juga mengalami penurunan drastis hingga 77,39 persen, dikarenakan pada tahun 2023 Garuda Indonesia mencatatkan extra-ordinary item seperti gain from bonds retirement dan pendapatan restrukturisasi Anak Perusahaan.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, pencatatan pembalikan impairment asset di tahun 2024 mencatatkan jumlah yang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan mengatakan, kinerja Garuda Indonesia sepanjang tahun 2024 merefleksikan dinamika industri transportasi udara secara global yang masih ada tantangan.
Katanya, mulai dari kondisi makro ekonomi, rantai pasokan, dampak fluktuasi selisih kurs, pengaruh geopolitik dan kompetisi yang semakin ketat di industri transportasi udara merupakan beberapa tantangan yang dihadapi oleh maskapai penerbangan di seluruh dunia dalam mempertahankan kinerja keuangan yang positif.
“Potensi pertumbuhan trafik penumpang pesawat secara global yang diproyeksikan mencapai 9,9 miliar penumpang, kami optimis kinerja Garuda Indonesia dapat tumbuh secara berkelanjutan di tahun 2025,” ujar Wamildan dalam keterangan resminya, Rabu (26/3) dikutip Kamis (27/3).
ADVERTISEMENT
Dilanjutkan Wamildan, pendapatan penerbangan berjadwal mencatakan peningkatan sebesar 15,32 persen menjadi USD 2,74 miliar dari tahun 2023 yang sebesar USD 2,38 miliar.
Menurut dia, pendapatan penerbangan berjadwal ditopang oleh peningkatan pendapatan angkutan penumpang sebesar USD 2,57 miliar atau naik 13,95 persen serta angkutan kargo dan dokumen senilai USD 164,70 juta.
Sementara itu, pendapatan penerbangan tidak berjadwal mencapai USD 333,75 juta atau naik 15,87 persen dari tahun 2023. Pertumbuhan tersebut salah satunya dikontribusikan oleh angkutan charter yang mencatat lonjakan hingga 101,06 persen menjadi USD 106,27 juta, dari tahun sebelumnya sebesar USD 52,86 juta.
Di sepanjang tahun 2024 pula, Garuda Indonesia secara grup telah mengangkut 23,67 juta penumpang atau naik 18,54 persen dibandingkan tahun 2023 yang mengangkut 19,97 juta penumpang. Jumlah ini terdiri dari 11,39 juta penumpang Garuda Indonesia serta 12,28 juta penumpang Citilink.
ADVERTISEMENT
Kenaikan jumlah penumpang Garuda Indonesia Group senada dengan peningkatan frekuensi penerbangan sebesar 12,21 persen yoy dari tahun sebelumnya yang sebanyak 145,500 penerbangan menjadi 163,271 penerbangan.
Selaras dengan kenaikan jumlah penumpang, angkutan kargo Garuda Indonesia juga menumbuh 34,27 persen dari 170,93 ribu ton menjadi 229,51 ribu ton di tahun 2024.
Pada Garuda Indonesia, angkutan kargo tercatat tumbuh sebesar 35,65 persen yakni menjadi 143,12 ribu ton dari sebelumnya 105,50 ribu ton.
Angka tersebut dikontribusikan dari angkutan kargo pada rute domestik yakni 81,35 ribu ton (+26,31 persen) dan rute internasional 61,77 ribu ton (+50,30 persen).
Kata Wamildan, Garuda Indonesia optimistis pertumbuhan alat produksi menjadi key driver penting dalam mendorong akselerasi kinerja Perusahaan.
Untuk itu, Garuda Indonesia memproyeksikan sampai dengan akhir tahun 2025 bakal memiliki alat produksi hingga mencapai 100 armada.
ADVERTISEMENT
Optimalisasi alat produksi itu akan dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan aspek Good Corporate Governance (GCG), perkembangan demand pasar, kinerja Perusahaan, serta kondisi supply chain, serta berbagai faktor lainnya.
Di samping itu, sejak akhir tahun 2024 hingga kuartal I 2025, Garuda Indonesia mendatangkan dua pesawat berjenis narrow body tipe Boeing 737-800NG (PK-GUF dan PK-GUG).
Mulai kuartal II 2025, Garuda Indonesia akan mengoperasikan dua pesawat tambahan Boeing 737-800NG yaitu PK-GUH (MSN-44218) dan PK-GUI (MSN-44217) yang saat ini sedang menjalani proses perawatan sebelum beroperasi resmi di jaringan rute domestik maupun rute internasional Garuda.