Garuda Indonesia Sedang 'Sakit', Ini Kata Menhub, Yenny Wahid, hingga Karyawan

31 Mei 2021 11:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deretan pesawat Garuda Indonesia terparkir di bandara. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deretan pesawat Garuda Indonesia terparkir di bandara. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia, tengah dibelit masalah berat. Akibat pandemi yang sudah lewat dari setahun, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk bisa dibilang sakit, karena beban masalah keuangan yang berat.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengungkapkan utang BUMN penerbangan itu mencapai Rp 70 triliun dan terus bertambah. Hal itu karena untuk operasional bulanan, biayanya lebih besar daripada penerimaan, sehingga membuat Garuda Indonesia tekor Rp 1 triliun per bulan.
Secara cashflow Garuda Indonesia sudah negatif. Bahkan menurutnya, modal sudah minus Rp 42 triliun. Untuk mengatasi persoalan, manajemen berencana memangkas jumlah pesawat yang dioperasikan jadi hanya 70 unit dari saat ini 142 unit. Jumlah karyawan pun akan dipangkas, melalui program pensiun dini.
"Sejarah 72 tahun Garuda Indonesia ini menjadi pertaruhan besar nantinya. Para senior kita yang sudah melakukan banyak hal yang sudah memastikan perusahaan ini pada kondisi seperti ini, kita semua bisa hidup dari perusahaan ini, tentu saja tidak boleh kita sia-siakan," katanya di hadapan para karyawan Garuda Indonesia.
ADVERTISEMENT
Terkait kondisi Garuda Indonesia dan industri penerbangan pada umumnya, berikut pandangan sejumlah tokoh. Mulai dari Menteri Perhubungan, jajaran Komisaris Garuda Indonesia, hingga perwakilan karyawan:
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Menhub, Budi Karya Sumadi

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, menyebut kondisi transportasi pada 2021 ini mulai membaik. Baik itu darat hingga udara, jika dibandingkan kondisi saat pandemi melanda pada 2020 lalu.
"Tahun lalu transportasi kontraksinya paling dalam. Karena itu sekarang kita ajak untuk improve. Di tahun 2021 ini sudah membaik, tapi belum terlalu membaik," ujar Budi Karya saat menghadiri acara HUT ke-48 YLKI, Kamis (27/5).

Yenny Wahid: Kami Sedang Berjuang

Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Yenny Wahid, menyatakan perusahaan saat ini tengah berjuang keras.
ADVERTISEMENT
"Banyak yang tanya soal Garuda. Saat ini kami sedang berjuang keras agar Garuda tidak dipailitkan. Problem warisan Garuda Indonesia besar sekali, mulai dari kasus korupsi sampai biaya yang tidak efisien. Namun Garuda adalah national flag carrier kita. Harus diselamatkan. Mohon support dan doanya," tulis Yenny Wahid dalam akun twitternya @yennywahid.
Yenny Wahid sambangi kantor Kemenko Polhukam, Kamis (23/1). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan

Audit untuk Usut Kasus Korupsi

Komisaris lainnya di Garuda Indonesia, Peter F. Gontha, menilai saat ini banyak narasi mengenai Garuda Indonesia. Umumnya narasi-narasi itu menggambarkan kondisi yang buruk. Kondisi saat ini, menurutnya tak lepas dari kesalahan manajemen 20 tahun terakhir.
"Tapi saya meminta, di samping kesalahan manajemen selama 20 tahun terakhir, saya meminta BPK, KPK, KEJAKSAAN, KEPOLISIAN atau siapa pun untuk melakukan audit forensik mengenai korupsi yang terjadi di Garuda selama ini," tulis Peter di akun Facebooknya.
ADVERTISEMENT

Karyawan Berharap Solusi dari Jokowi

Sementara itu karyawan Garuda Indonesia yang tergabung dalam Sekretariat Bersama (Sekber) menyatakan akan berkeliling menemui DPR, MPR, Menteri BUMN, Menteri Keuangan, hingga Presiden Jokowi, untuk meminta negara turun tangan mengatasi masalah di maskapai penerbangan milik negara ini.
Mengingat status Garuda Indonesia sebagai national flag carrier, maka menurutnya harus diselamatkan, namun tanpa harus mengorbankan karyawan yang sudah puluhan tahun bekerja. “Kami yakin Pak Jokowi mudah-mudahan mau dengan cara dia, kita berharap ada penyelesaian yang lebih baik,” kata Koordinator Sekber, Tommy Tampatty.