Gedung BEI Sudah Tua, Tapi Tak Ada Rencana Bursa Saham Dipindah

6 April 2018 16:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gedung Bursa Efek Indonesia. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gedung Bursa Efek Indonesia. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Setelah sempat heboh karena runtuhnya balkon di tower II Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal tahun lalu, kini BEI kembali mengalami insiden. Pada Kamis (5/4) sore kemarin, plafon lantai dasar di tower I bocor.
ADVERTISEMENT
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengatakan, bocornya plafon yang berada di dekat gerai Podjok Halal tersebut karena adanya kerusakan pada pipa yang mengharuskan pihak BEI mencopot plafon tersebut.
"Sebenarnya enggak ada apa-apa. Bocor pipanya, ada karatan dan untuk memperbaikinya harus bongkar plafon, jadi bukan jebol, tapi plafonnya dijebol karena mau memperbaiki, emang kalau enggak dijebol bisa diperbaiki?" kata Samsul saat ditemui di Gedung BEI, Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (6/4).
Kondisi terbaru plafon di BEI. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi terbaru plafon di BEI. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
Samsul mengaku, pihaknya telah melaporkan kepada pihak pengelola gedung Cushman and Wakefield. Mereka, kata Samsul, telah memberikan pernyataan kepada BEI bahwa kondisi gedung masih aman.
Samsul pun tak memungkiri jika kondisi gedung BEI sudah cukup tua. Akan tetapi, kata Samsul, pihak BEI tidak berencana untuk pindah. BEI sudah memiliki kontrak jangka panjang hingga 2023.
ADVERTISEMENT
"Mereka kasih surat kalau gedung ini masih aman. Kontrak di sini masih lama sampai 2023, pembaruan kontrak tiap tahun tapi kontrak panjang sampai 2023," ujarnya.
Kondisi terbaru plafon di BEI. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi terbaru plafon di BEI. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
Gedung BEI yang terdiri dari dua tower ini dibangun oleh perusahaan konstruksi salah satunya PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (NKE). Untuk pengembangannya, PT Danayasa Arthatama Tbk adalah pihak yang bertanggung jawab. Sementara, PT Cushman and Wakefield Indonesia ditunjuk sebagai pengelola gedung BEI.
Tower pertama mulai berdiri dan digunakan pada tahun 1994. Tiga tahun berselang atau 1997, baru terdapat tower dua yang bisa digunakan. Kedua menara yang berdiri di atas area seluas 25.280 meter persegi itu sering disebut sebagai menara kembar.
Di dalam gedung BEI, terdapat berbagai tenant. Di situ juga terdapat berbagai catatan masa lalu perjalanan BEI yang terhimpun dalam sebuah museum. Adapun titik utama dalam gedung ini adalah trading floor atau tempat perdagangan saham. Di ruang ini juga biasa diadakan seminar tentang pasar modal.
ADVERTISEMENT