Genggam 32,5 Persen Saham Bukopin, Kookmin Resmi Jadi Pemegang Saham Terbesar

30 Juli 2020 10:57 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas saat melayani nasabah di bank Bukopin. Foto: Antarafoto
zoom-in-whitePerbesar
Petugas saat melayani nasabah di bank Bukopin. Foto: Antarafoto
ADVERTISEMENT
Kookmin Bank resmi menjadi pemegang saham terbesar PT Bank Bukopin Tbk. Status ini resmi setelah Bukopin menerbitkan sebanyak 4,66 miliar saham baru dan telah dilakukan pencatatan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
ADVERTISEMENT
Penerbitan saham baru dari emiten berkode BBKP itu merupakan upaya penambahan modal melalui mekanisme rights issue. Selama setahun terakhir, Bukopin memang mengalami penurunan modal perusahaan.
Kepada kumparan, Direktur Utama Bank Bukopin, Rivan Achmad Purwantono, mengaku bahwa Bank Asal Korea Selatan itu kini tercatat memegang saham Bank Bukopin sebanyak 32 persen.
"Dalam asumsi yang kami buat sesuai dengan proses PUT V ini, komposisi sementara Kookmin resmi sebagai PSP dan memiliki komposisi saham 32,5 persen," jelas Rivan dalam wawancara khusus bersama kumparan di Plataran Dharmawangsa Jakarta, Rabu (29/7).
Untuk penetapan Kookmin Bank sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP) itu masih akan menunggu penetapan di RUPSLB pada Agustus mendatang, serta pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. Sebelumnya, Kookmin Bank tercatat menguasai 21,99 persen saham Bukopin. Sedangkan Bosowa Corporindo sebesar 23,39 persen, pemerintah 8,92 persen, serta 40,56 persen sisanya saham publik.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya perubahan komposisi saham Kookmin, saat ini nilai saham Bosowa Corporindo masih tetap 23 persen. Sedangkan saham pemerintah mengalami perubahan menjadi 6,3 persen.
Nasabah saat bertransaksi di kantor Kookmin Bank di Seoul. Foto: Reuters
Rivan menjelaskan, salah satu alasan Kookmin tertarik menjadi pemegang saham Bukopin adalah adanya kesamaan segmentasi yang menjadi fokus kedua perusahaan.
Menurut dia, selama lima tahun terakhir bank tersebut sudah gencar membidik perbankan di Asia Tenggara yang berfokus pada sektor ritel.
Rivan mengatakan, dibandingkan sejumlah negara yang menjadi titik ekspansi Kookmin sebelumnya seperti Kamboja dan Myanmar, Indonesia punya peluang lebih tinggi untuk sektor ritel dan microfinance tersebut.
"Kookmin juga mencari bank apa yang cocok yang sesuai untuk menjadi partner, mitra atau diakuisisi atau memulai dengan kepemilikan saham dulu. Dimulailah Bukopin, di mana Bukopin 57 persen dari komposisi kreditnya adalah UMKM, kita juga mempunyai microfinance, kita juga unggul di koperasi, dengan swamitra," jelasnya.
ADVERTISEMENT