Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Genjot Bahan Baku Baku Baterai EV, PT Vale Indonesia Gandeng Huayou dan Huali
25 Agustus 2023 17:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
PT Vale Indonesia Tbk (INCO), Zhenjiang Huayou Cobalt Co.Ltd (Huayou), dan PT Huali Nickel Indonesia (Huali) menandatangani kerja sama untuk pembangunan fasilitas pengolahan nikel dengan teknologi High-Pressure Acid Leaching (HPAL).
ADVERTISEMENT
Kerja sama ini ditargetkan dapat memproduksi 60.000 ton nikel dan 5.000 ton kobalt per tahun dalam bentuk produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang dapat diolah menjadi baterai kendaraan listrik. Proyek ini akan mengolah bijih nikel berjenis limonit dari blok Sorowako, sedangkan pabrik HPAL akan berlokasi di Malili, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, mengatakan bahwa kerja sama ini selaras dengan visi Indonesia untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik domestik.
Selain itu juga menjadikan PT Vale Indonesia sebagai kontributor utama di tengah tantangan dekarbonisasi dunia. Proyek HPAL ini akan memulai konstruksi segera setelah mendapat perizinan yang dibutuhkan.
"Dengan investasi yang mampu menghadirkan peningkatan ekonomi lokal, dan memastikan pemberdayaan yang optimal untuk sumber daya nikel Indonesia. Komitmen rendah karbon dan mitra kami, beserta konsistensi praktik pertambangan berkelanjutan PT Vale, akan membuat proyek ini berkelas dunia,” ujar Eddy dalam keterangan resmi, Jumat (25/8).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Presiden Komisaris PT Vale Indonesia, Desnee Naidoo, mengungkapkan perjanjian kerja sama senilai USD 8,6 Juta ini merupakan capaian strategis PT Vale dalam capaian strategis PT Vale di Indonesia. Ia pun menegaskan bahwa PT Vale terus berkomitmen untuk mendukung percepatan hilirisasi di Indonesia.
“Dengan lebih dari setengah abad beroperasi di Indonesia, PT Vale memiliki posisi yang unik dan berkomitmen untuk mendukung percepatan target Indonesia untuk hilirisasi yang lebih maju, serta untuk menghadirkan rantai pasok kendaraan listrik (EV) yang menarik dari pertambangan mineral menuju produksi baterai dan kendaraan." ujar Desnee.