Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Genjot Panas Bumi, PGE Siapkan Total Investasi Rp 24,2 T hingga 2027
13 Februari 2023 14:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE menyiapkan investasi USD 1,6 miliar dalam lima tahun ke depan atau hingga 2027. Nilai ini setara Rp 24,2 triliun (kurs Rp 15.133 per dolar AS).
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan PGE Nelwin Aldriansyah mengatakan perseroan menargetkan untuk meningkatkan basis kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sendiri, dari 672 megawatt (MW) saat ini menjadi 1.272 MW pada 2027.
“Kunci untuk mendukung pertumbuhan pendapatan perseroan adalah peningkatan dan pertumbuhan kapasitas terpasangnya. Untuk mendukung pertumbuhan kapasitas terpasang yang dioperasikan sendiri sebesar 600 MW itu, perseroan sudah merencanakan investasi baru, yang total nilainya USD 1,6 miliar,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Senin (13/2).
Nelwin menjelaskan pada 2023, emiten berkode saham PGEO itu telah menyiapkan investasi baru yang cukup signifikan sebesar USD 250 juta pada 2023, dari estimasi belanja modal yang hanya sebesar USD 60 juta pada 2022.
Selanjutnya, pada 2024, Pertamina Geothermal Energy menyiapkan investasi baru senilai total USD 350 juta. Jika ditotal, PGE meyiapkan investasi senilai USD 1,6 miliar sepanjang 2023-2027.
“Makanya kami menyisir berbagai alternatif pendanaan, seperti pelepasan saham perdana atau IPO (initial public offering) ini. Dalam waktu dekat kami juga akan menerbitkan Green Bond dan alternatif pembiayaan lainnya,” tambah Nelwin.
ADVERTISEMENT
PGE sendiri baru saja menyelesaikan rangkaian bookbuilding atau roadshow, yang berlangsung 31 Januari 2023 hingga 9 Februari 2023.
Anak usaha PT Pertamina (Persero) di bawah Subholding Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) itu kini tengah melakukan melaksanakan penawaran umum perdana saham dengan melepas sebanyak-banyaknya 25 persen saham ke publik dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Perseroan yang mendapat dukungan penuh dari induk usaha PT Pertamina (Persero) ini rencananya akan melepas sebanyak-banyaknya 10.350.000.000 (10,35 miliar) saham biasa dengan harga pelaksanaan penawaran perdana dengan kisaran Rp 820 hiangga Rp 945.
Lewat penawaran umum perdana saham, PGEO menargetkan perolehan dana sebanyak-banyaknya Rp 9,78 triliun. Alokasi hasil IPO akan digunakan oleh perseroan salah satunya untuk kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex).
ADVERTISEMENT
PGE turut mengalokasikan sebanyak-banyaknya 1,50 persen atau 630.398.000 (630,39 juta) saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum untuk program opsi pembelian saham kepada manajemen dan karyawan. Kebijakan ini sesuai dengan keputusan pemegang saham secara sirkuler pada 27 Januari 2022.
Periode penawaran umum perdana saham PGE dijadwalkan berlangsung pada 20 Februari 2023 hingga 22 Februari 2023. Pencatatan atau listing perdana di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada 24 Februari 2023.
Kapasitas Terpasang Panas Bumi di RI
Dari total kapasitas terpasang energi panas bumi sebanyak 2.347,63 MW tersebut, PGE saat ini mengelola 13 wilayah kerja panas bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW. Rinciannya, sebanyak 672 MW dikelola langsung dan 1.205 MW melalui operasi bersama (join operation contract).
Adapun, kapasitas PLTP 672 MW (own operation) itu dibangkitkan dari 6 area, yaitu Kamojang 235 MW (Jawa Barat), Lahendong 120 MW (Sulawesi Utara), Ulubelu 220 MW (Lampung), Sibayak 12 MW (Sumatera Utara), Karaha 30 MW (Jawa Barat), dan Lumut Balai 55 MW di (Sumatera Selatan).
ADVERTISEMENT
Pertamina Geothermal Energy memiliki rekam jejak kinerja keuangan yang solid. Pendapatan perseroan mencapai USD 287 juta hingga akhir kuartal III/2022 atau tumbuh 3,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Rapor pertumbuhan pendapatan ini melanjutkan tren positif kinerja top line perseroan dalam 3 tahun terakhir atau pada rentang 2019-2021. Tercatat, pendapatan tiap tahunnya yakni USD 328 juta pada 2019, US$354 juta pada 2020, dan USD 369 juta pada 2021.
Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, PGE membukukan kenaikan laba bersih signifikan 67,8 persen secara tahunan menjadi USD 111 juta pada September 2022. Net profit margin (NPM) juga melesat dari 24 persen pada kuartal III/2021 menjadi 38,8 persen per akhir kuartal III/2022.
Kinerja PGE didukung kesepakatan kontrak jangka panjang atau rata-rata di atas 20 tahun dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN sebagai offtaker tunggal. Posisi ini sekaligus memastikan perolehan arus kas yang dapat diprediksi
ADVERTISEMENT