Giant hingga Matahari Berguguran, Bisakah Sektor Ritel Bangkit Tahun Depan?

30 Desember 2021 16:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pengunjung berbelanja di Supermarket Giant Ekspres Mampang Prapatan, Jakarta, Minggu (23/6). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pengunjung berbelanja di Supermarket Giant Ekspres Mampang Prapatan, Jakarta, Minggu (23/6). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Sepanjang tahun ini, sektor ritel banyak yang berguguran. Brand besar gulung tikar hingga dinyatakan pailit.
ADVERTISEMENT
Beberapa brand besar yang tutup lapak di antaranya supermarket Giant yang menghentikan operasional seluruh gerainya di Indonesia pada 1 Agustus 2021, belasan gerai Matahari Store, hingga Centro pailit.
Namun keadaan ini diprediksi akan membaik di 2022 mendatang. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal memproyeksikan kinerja ritel akan membaik tahun depan.
Menurutnya, perbaikan sektor ritel didukung dengan adanya pengendalian COVID-19 yang terus membaik di Indonesia. Misalnya, restriksi mobilitas yang lebih longgar dibandingkan tahun ini.
"Otomatis ritel mengikuti tren tersebut. Diperkirakan ritel juga akan lebih bagus kinerjanya ketika tidak ada hambatan dari sisi mobilitas orang, dan juga dari sisi sosial distancing. Jadi ritel diprediksikan akan lebih bagus pada 2022 dengan asumsi itu tadi," " ujar Faisal kepada kumparan, Kamis (30/12).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, dia memandang industri ritel seperti supermarket akan sulit bangkit. Sebab tren supermarket memang sudah menurun sejak sebelum pandemi COVID-19 karena banyak masyarakat yang beralih belanja kebutuhan sehari-hari secara online.
Suasana depan Centro Plaza Semanggi yang tutup. Foto: Elsa Toruan/kumparan
"Kalau semacam hypermarket itu sebetulnya tren seperti Giant itu bukan hanya disebabkan karena pandemi karena memang ada perubahan dari pola konsumsi masyarakat yang saat pandemi menjadi ada akselerasi, tapi sebetulnya sudah terjadi trennya dari sebelum itu," tuturnya.
Menurutnya, konsumen kini lebih memilih minimarket yang punya jarak lebih dekat dengan tempat tinggalnya. Dari sisi harga juga tidak terlalu jauh dari supermarket.
Sementara untuk ritel fashion dinilai bisa bangkit. Meski belanja online kini juga tumbuh pesat, ritel fashion online dinilai akan tetap hidup.
ADVERTISEMENT
"Saya rasa kebutuhan untuk fashion juga meningkat. Jadi mau yang lewat online atau offline, itu juga meningkat. Itu karena demand-nya lebih tinggi," tutupnya.