Gibran & Dato Sri Tahir Tinjau Proyek Museum Budaya & Saintek di Solo

20 Februari 2024 14:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka bersama CEO Mayapada Sri Dato Tahir meninjau proyek pembangunan Museum Budaya, Sains dan Teknologi Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, Selasa (20/2/2024). Foto: Instagram @gibran_rakabuming
zoom-in-whitePerbesar
Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka bersama CEO Mayapada Sri Dato Tahir meninjau proyek pembangunan Museum Budaya, Sains dan Teknologi Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, Selasa (20/2/2024). Foto: Instagram @gibran_rakabuming
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka meninjau proyek pembangunan Museum Budaya, Sains dan Teknologi Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah. Dikutip dari Instagram @gibran_rakabuming, CEO Mayapada, Dato Sri Tahir, terlihat menyambut kedatangan Gibran di lokasi.
ADVERTISEMENT
"Tidak hanya koleksi museum saja, nantinya akan ada ruang pertemuan dan berbagai atraksi juga. Kehadiran Museum Budaya, Sains dan Teknologi Bengawan Solo akan melengkapi destinasi wisata di Kota Solo," kata Gibran, Selasa (20/2).
Museum Budaya, Sains dan Teknologi, Bengawan Solo dibangun di atas lahan seluas 5 hektar milik Peruahaan Umum Daerah Pedaringan dengan menggunakan dana hibah dari Tahir Foundation. Targetnya selesai September 2024.
Di komplek ini, akan ada banyak museum mulai dari museum ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan dasar, museum teknologi, serta museum astronomi dan antariksa. Selain itu, museum ini juga dilengkapi dengan pusat riset, perkuliahan, dan diskusi ilmiah untuk seluruh masyarakat.
Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka bersama CEO Mayapada Sri Dato Tahir meninjau proyek pembangunan Museum Budaya, Sains dan Teknologi Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, Selasa (20/2/2024). Foto: Instagram @gibran_rakabuming
Dalam groundbreaking yang dilakukan tahun lalu, Tahir pernah mengatakan alasannya membangun museum ini sebagai wujud kolaborasi investor dan pemda.
ADVERTISEMENT
Dia menyampaikan perjalanan hidup, dedikasi, kecintaan dan motivasi terkait keinginannya agar masyarakat Indonesia dapat memperbaiki nasib mereka.
“Hidup itu sangat punya makna, usia dan umur berbeda. Mungkin usia saya 71 tahun ini tapi umur tergantung. Jika sumbangsih dan pekerjaan kita banyak. Usia tidak dapat berubah, namun umur dapat berubah," ujarnya.