GIMNI Tak Masalah HET MinyaKita Mau Dinaikkan Jadi Rp 15.000 per Liter

10 Januari 2024 17:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Eksekutif GIMNI, Sahat Sinaga ditemui saat sidang majelis KPPU tentang dugaan kartel minyak goreng di Kantor KPPU, Jakarta, Jumat (20/1/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Eksekutif GIMNI, Sahat Sinaga ditemui saat sidang majelis KPPU tentang dugaan kartel minyak goreng di Kantor KPPU, Jakarta, Jumat (20/1/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga, menanggapi rencana kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) MinyaKita senilai Rp 1.000 per liter. Rencana kenaikan itu diketok akhir Februari 2024 yang membuat HET MinyaKita dari Rp 14.000 menjadi Rp 15.000 per liter.
ADVERTISEMENT
“Dari produsen, itu tidak ada harga kenaikan karena harga basis CPO-nya masih di situ situ saja, masih Rp 11.200 (per liter). Enggak ada kenaikan (ongkos produksi),” kata Sahat saat ditemui usai diskusi Refleksi Industri Sawit 2023 dan Tantangan Sawit dan Tantangan Masa Depan di kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (10/1).
Petugas melakukan persiapan untuk pengiriman minyak goreng Minyakita yang telah dikemas dalam kontainer ke Indonesia bagian timur, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/8/2022). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
“Itu bukan diproduksi, itu di tradding di jalan itu, karena di kita nggak ada naiknya, harga CPO itu masih Rp 11.200. Nah produsen nggak tahu menahu trading kan,” tambahnya.
Meski begitu, Sahat tidak mempermasalahkan jika pemerintah akan mengetok kenaikan HET MinyaKita. Dia berkaca pada kondisi perekonomian Indonesia saat ini yang dinilai kian membaik.
“Ya mungkin ekonomi kita sudah baik, dinaikkan biarin lah,” ujar Sahat.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulhas Hasan atau Zulhas mengatakan kenaikan HET MinyaKita Rp 1.000 per liter berlaku akhir Februari 2024. Rencana kenaikan harga itu salah satunya dipicu oleh naiknya harga minyak goreng kemasan.
"Harganya bulan depan kita evaluasi karena hampir 1,5 tahun kan (HET lama). Februari akhir, apa tetap di Rp 14.000 atau disesuaikan jadi Rp 15.000," kata Zulhas dalam acara Laporan Capaian Kinerja Kemendag 2023 dan Outlook 2024 di Kantor Kemendag pada Kamis (4/12).