GMF Aero Asia Bakal Modernisasi 8 Pesawat Hercules hingga Tahun 2024

2 September 2022 17:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
GMF AeroAsia ekspansi bisnis ke industri pertahanan. Foto: GMF AeroAsia
zoom-in-whitePerbesar
GMF AeroAsia ekspansi bisnis ke industri pertahanan. Foto: GMF AeroAsia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) atau GMF Aero Asia melebarkan sayap ke industri pertahanan. GMF berhasil mendatangkan dan melakukan perawatan pesawat Hercules C130 pertama milik TNI Angkatan Udara sejak Desember 2021.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama GMFI, Andi Fahrurrozi, mengatakan perseroan saat ini sedang mengerjakan modernisasi pesawat Hercules C130. Pekerjaan yang dilakukan adalah memodifikasi central wingbox atau kotak sayap dan meningkatkan peralatan elektronik penerbangan, dari analog avionik menjadi digital avionik.
"Saat ini ada dua pesawat di hanggar. Proyek ini semuanya 8 pesawat yang akan diselesaikan sampai 2024," kata Andi Fahrurrozi dalam konferensi pers RUPS, Jumat (2/9).
Tak hanya modernisasi, GMFI mendapatkan kontrak untuk komponen serta engine pesawat transport milik TNI AU. GMFI juga mendapat kepercayaan merawat pesawat Presiden yang dikelola oleh Sekretariat Negara.
Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Kami juga terus meningkatkan kapabilitas untuk pesawat jenis lain, atau komponen engine jenis lain ke depannya," ujarnya.
Anak usaha Garuda Indonesia ini telah mengantongi sertifikasi dari perusahaan kedirgantaraan Amerika Serikat, Lockheed Martin, atas kapasitas perawatan pesawat Hercules C-130H untuk pekerjaan bongkar mesin (overhaul), perbaikan (refurbishment), dan modifikasi.
ADVERTISEMENT
GMFI mendapatkan sertifikat dari Lockheed Martin setelah dilakukan penilaian oleh Indonesia Military Airworthiness Authority (IMMA). Penilaian meliputi verifikasi dokumen hingga pengujian kesesuaian dan fungsi.
Sertifikasi tersebut dilakukan agar aspek kelayakan perawatan alat utama sistem senjata (alutsista), khususnya pesawat angkut dengan registrasi militer, memiliki standardisasi yang baik.