GMF Rugi Rp 4,7 T, Anak Usaha Garuda Indonesia Itu Dapat Opini Disclaimer

28 Juli 2021 11:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Laporan keuangan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF), anak perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, mengalami kerugian sebesar USD 328,8 juta atau sekitar Rp 4,7 triliun (kurs Rp 14.400 per dolar AS) di akhir tahun 2020. Kerugian ini melebar dibandingkan akhir tahun 2019 yang rugi sebesar USD 54 juta atau sekitar Rp 777 miliar.
ADVERTISEMENT
Liabilitas jangka pendek GMF juga melebihi aset lancarnya sejumlah USD 171 juta dan mengalami defisiensi ekuitas sebesar USD 214 juta.
Meski demikian, laporan keuangan itu mendapatkan opini Disclaimer atau Tidak Menyatakan Pendapat dari auditornya. Opini Disclaimer itu diberikan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan yang merupakan bagian dari PwC Indonesia.
"Karena signifikansi dari hal yang dijelaskan dalam paragraf 'Basis untuk opini tidak menyatakan pendapat,' kami tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit. Oleh karena itu, kami tidak menyatakan suatu opini atas laporan keuangan konsolidasian PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk dan entitas anaknya tanggal 31 Desember 2020 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut terlampir," tulis laporan keuangan GMF yang diterima kumparan, Rabu (28/7).
ADVERTISEMENT
Adapun melebarnya kerugian itu dipengaruhi oleh pembatasan perjalanan akibat pandemi COVID-19. Hal ini memberikan dampak bagi industri penerbangan komersial, yang merupakan pelanggan-pelanggan utama.
"Ini berdampak buruk terhadap likuiditas Grup (GMF Aero Asia dan entitas usaha), sehingga secara langsung berpengaruh pada kemampuan Grup dalam memenuhi kewajiban keuangannya kepada para pemberi pinjaman dan pemasoknya. Semua kondisi ini menunjukkan adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan signifikan tentang kemampuan Grup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya," tulis laporan tersebut.
Hanggar pesawat GMF Aeroasia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
GMF bersama dengan Garuda Indonesia, selaku pemegang saham mayoritas, juga telah menyusun suatu rencana untuk mengurangi tekanan likuiditas dan untuk memperbaiki posisi keuangannya agar GMF dapat mempertahankan kelangsungan usahanya.
Pada saat ini, manajemen GMF telah, atau sedang dalam proses, untuk mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan rencana manajemen tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, keterlaksanaan dan efektivitas rencana manajemen dalam memperbaiki kondisi keuangan akan tergantung pada pemenuhan hal-hal berikut, yaitu bahwa kreditur akan menyetujui relaksasi pembayaran utang; pemberi pinjaman akan memperpanjang fasilitas kreditnya kepada Grup yang akan berakhir di tahun 2021; Grup dapat memperoleh pelanggan baru baik perusahaan penerbangan maupun pelanggan non-aviasi, khususnya industri pertahanan; dan bahwa pelanggan pihak berelasi akan membayar utangnya kepada Grup sesuai dengan komitmen pembayarannya.
Meski demikian, langkah-langkah tersebut belum juga direalisasikan. "Sebagai akibatnya, kami tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk mendukung asumsi bahwa rencana manajemen dapat dicapai dalam jangka waktu yang diperlukan, untuk memberikan basis bagi kami untuk memberikan opini audit atas laporan keuangan konsolidasian ini," tulis laporan itu.
ADVERTISEMENT
Terakhir, jika GMF tidak dapat melakukan rencana manajemen tersebut, kemungkinan perusahaan tidak dapat kembali beroperasi.
"Jika Grup tidak dapat melakukan rencana manajemen yang disebutkan di atas, Grup mungkin tidak dapat terus beroperasi sebagai kelangsungan usaha. Laporan keuangan konsolidasian ini tidak mencerminkan penyesuaian yang diperlukan jika Grup tidak dapat melanjutkan kelangsungan usahanya," demikian laporan tersebut.